Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merah Putih di Panggungku

Kompas.com - 25/08/2013, 19:25 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Warna merah dan putih mendominasi latar belakang panggung saat Superman Is Dead tampil dalam Konser Kemerdekaan RI 2013 di The Soehanna Hall, kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (21/8/2013). Slogan cinta akan bangsa tak henti berkumandang.

Trio asal Bali Superman Is Dead membuka penampilannya dengan lagu "Aku Anak Indonesia" ciptaan AT Mahmud. Temponya melaju cepat bercorak punk seperti yang biasa mereka usung. Trio Bobby Kool (vokal, gitar), Eka Rock (bas), dan Jerinx (drum) juga mengenalkan dua lagu baru mereka.

Tembang anyar pertama yang dilantunkan adalah "Sunset di Tanah Anarki". Vokalis Bobby Kool berduet dengan penyanyi molek Brianna Situmorang yang saat itu memakai baju ketat berwarna hijau ala tentara. Mereka berdua melantunkan kisah romantis di antara puing sisa peperangan. "Ini adalah lagu antiperang dari sudut pandang yang agak berbeda," kata Bobby sebelum bernyanyi.

Begini liriknya. Desing peluru tak bertuan/hari-hari yang tak benderang/Setiap detik nyawa ini kupertahankan untukmu/alasanku ada di sini, dan parasmu yang kurindukan....

Pada lagu berikutnya, band yang telah berusia 18 tahun ini mengenalkan lagu "Jadilah Legenda". Ini adalah single dari album baru yang menurut rencana dirilis tahun ini. Latar panggung yang semula menampilkan bendera merah putih berganti dengan tayangan video klip.

Video itu menampilkan keindahan alam lengkap dengan aktivitas bersepeda gunung dan berselancar. Ada juga potongan-potongan aktivitas ibadah beberapa agama dan anak-anak tunarungu. Liriknya adalah penjabaran dari gambar-gambar itu. Tempo lagunya sedang saja dan berpotensi jadi lagu wajib acara keakraban mengelilingi api unggun.

Superman Is Dead hanya membawakan tiga lagu. Paduan Suara Mahasiswa ITB tampil berikutnya menyanyikan beberapa lagu nasional. Lamat-lamat terdengar mereka bernyanyi sangat baik. Namun, mereka tidak dibantu dengan pengeras suara. Posisi mereka bernyanyi pun di area penonton festival. Suara mereka tenggelam oleh dengungan obrolan penonton.

Tak lama, pembawa acara Tina Talisa memanggil penampil berikutnya. Dia adalah pianis kaliber internasional, Ananda Sukarlan. Dia langsung menuju grand piano Fazioli. Ananda tampil santai dengan celana panjang putih dan kaus merah. Dengan gaya itu, Ananda memerdekakan penontonnya.

"Ini adalah bentuk kemerdekaan bagi kita. Biasanya, kan, orang menonton musik klasik harus pakai baju resmi. Kita sekarang bebas saja. Saya saja pakai kaus pinjaman dari teman-teman Musikimia," kata Ananda.

Komposisi pertama ia beri nama "Rapsodia Nusantara No 8". Komposisi itu bersumber dari lagu karangan WR Supratman, "Ibu Kita Kartini". Memasuki lagu kedua, Ananda bercerita lagi soal kemerdekaan yang lain.

Menurut dia, kemerdekaan dirasakan semua orang, termasuk anak penyandang tunagrahita, seperti autisme. Kemudian, Ananda memainkan "Lonely Child" komposisi pelan dan singkat yang ia dedikasikan untuk anak penderita autisme. Pada lagu ketiga, Ananda mengajak Fadly dari kelompok band yang kausnya sedang ia pakai. Fadly menyanyikan lagu "Sepasang Mata Bola" yang terdengar sangat sendu.

Musikimia
Inilah kelompok Musikimia yang diawaki Fadly (vokal), Stephen (gitar), Rindra (bas), dan Yoyo (drum). Selain Stephen, mereka bertiga sebelumnya dikenal sebagai anggota band Padi. Ari, gitaris Padi, juga terlibat di belakang layar kelompok ini. Dari lima personel Padi, hanya Piyu yang tidak terlibat dalam Musikimia.

Musikimia terbentuk pada 17 Agustus 2012, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Ke-67 RI. Bukan kebetulan pula, tema yang mereka usung bernapas kebangsaan. Lagu pertama yang dinyanyikan pada konser itu adalah "Ini Dadaku". Sebelum bernyanyi, Fadly mengatakan bahwa lagu itu terinspirasi dari beberapa pidato Bung Karno. Salah satu penggalan liriknya berbunyi, "Jangan pernah lupakan sejarah/kita ini bangsa yang besar."

Fadly mengenakan kemeja warna khaki lengkap dengan emblem merah putih bertuliskan "Indonesia" di bagian dada kirinya. Sementara Rindra yang mengenakan topi kadet ala tentara memakai kaus merah bergambar burung garuda. Adapun Yoyo, ajaibnya, tampil rapi berkemeja putih dengan jenggot lebih lebat. Pengisi acara berpakaian ala pejuang, tentara, dan perawat mirip karnaval tujuh belasan ala anak sekolah.

Bagi penggemar Padi, kehadiran mereka seolah pelepas rindu. Beberapa Sobat Padi antusias ikut bernyanyi meskipun albumnya baru akan dilepas bulan depan. Musikalitas Musikimia terasa tidak terlalu berbeda dengan aroma rock ala Padi. Namun, sesi melodi gitar bercorak blues yang biasa dimainkan Piyu hilang. Sementara sesi ritem yang diemban Rindra dan Yoyo masih mantap seperti sediakala.

Ari, manajer Musikimia, tidak menutup kemungkinan Padi akan berkumpul kembali. Namun, kemungkinan itu baru akan terjadi setelah Musikimia melepas mini album berisi lima lagu pada September nanti.

"Saya tidak tahu kapan (Padi bereuni). Padi sekarang sedang vakum karena selama 16 tahun berkumpul bersama, kami ternyata perlu refreshing untuk mencari ide baru. Masing-masing punya kegiatan sendiri. Saya dan Rindra sekarang mengelola studio. Piyu berwirausaha. Fadly berkolaborasi dengan beberapa musisi lain," kata gitaris yang tampak lebih kurus ini.

Walaupun terbilang baru, Musikimia berencana merilis dokumentasi perjalanan mereka selama satu tahun terakhir. Mereka menganggap kegiatan selama satu tahun terakhir cukup menarik untuk dipublikasikan, termasuk pengalaman mereka manggung di China.

Musikimia dan Superman Is Dead adalah dua band yang tergabung dalam label rekaman besar, Sony Music. Dalam rilis persnya, Sony mengajak dua band ini ikut dalam konser kemerdekaan, yang disponsori Medco, karena dianggap mempunyai kepedulian terhadap Tanah Air. Bukan kebetulan pula, kedua kelompok ini juga berencana mengeluarkan album baru dalam waktu dekat. Hitung-hitung sekalian berpromosi dalam nuansa kemerdekaan RI. (HERLAMBANG JALUARDI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com