Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rachmawati Tolak Film "Soekarno: Indonesia Merdeka"

Kompas.com - 14/09/2013, 10:39 WIB
Ichsan Suhendra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Belum ditayangkan, film terbaru garapan Hanung Bramantyo, Soekarno: Indonesia Merdeka, sudah menuai protes. Kali ini, protes datang dari Rachmawati Soekarnoputri, salah satu putri dari Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno

Rachmawati menilai film yang dibintangi aktor Ario Bayu itu tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya sebagai penggagas film tersebut. Rachmawati pun melayangkan protes dan meminta produser tak menayangkannya di bioskop-bioskop.
 
Rachmawati menjelaskan, film Soekarno: Indonesia Merdeka merupakan buah dari idenya, yang sempat disampaikan kepada Hanung. Dari perkenalan itu, Hanung lantas memperkenalkannya kepada Ram Punjabi agar bisa merealisasikan ide filmnya itu.

"Hanung bilang, 'Mau tidak diperkenalkan dengan seorang produser yang sudah lama berkecimpung di bidang perfilman?' Saya bilang, 'Enggak ada salahnya. Siapa produsernya?' Enggak lama kemudian, ternyata dia ingin pertemukan saya dengan Ram," cerita Rachmawati saat jumpa pers di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (13/9/2013).

Dari pertemuan itu, kesepakatan muncul. Rachmawati setuju Soekarno difilmkan dengan syarat-syarat tertentu. Di antaranya, Rachmawati ingin sosok pemeran utama yang memerankan Soekarno ditentukan olehnya. Ia juga meminta agar dilibatkan secara maksimal untuk mendampingi setiap adegan agar gesture Soekarno tetap mirip dari apa yang diketahuinya.

Namun, Rachmawati menyebut kedua syarat itu tidak dipenuhi oleh Ram dan Hanung. Keduanya, lanjut Rachmawati, justru menjatuhkan pilihan untuk bintang utamanya kepada aktor Ario Bayu.

Hal lain yang kurang sreg tentu saja karena Hanung tak mungkin bisa menghadirkan sosok Soekarno secara utuh. "Hanung kan hanya men-direct, bagaimana (mengetahui) gesture Soekarno, Hanung kan belum ketemu," lanjut Rachmawati.  

Merasa tak sejalan, Rachmawati pun memutuskan mundur dari produksi. Ram Punjabi mengamininya.

Menurut Rachmawati, ketika dirinya mundur, sudah seharusnya produksi film pun ikut dihentikan. "Dengan dilayangkannya jawaban surat saya, MVP setuju batalkan kontrak. Nah, ini kan subyek di sebuah perjanjian kerja sama. Obyeknya, film itu. Produksinya aja sudah enggak cocok, harusnya break. Filmnya selesai, distop," tegas Rachmawati.

Faktanya, produksi terus berlanjut dan Soekarno: Indonesia Merdeka siap tayang. Inilah yang membuat pihaknya keberatan. 

Rachmawati meminta pihak produser untuk tidak memutarnya ke masyarakat luas. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau