Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taylor Swift: Kalau Tak Mencipta Lagu, Saya Tak Bertemu Kalian

Kompas.com - 05/06/2014, 17:46 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Sebuah konser, yang dinanti-nanti oleh para penggemarnya, yang disebut Swifties, telah dipersembahkan oleh Taylor Alison Swift atau Taylor Swift, seorang penyanyi dan pencipta lagu ternama dari AS. Konser RED Tour itu diadakan di Mata Elang International Stadium (MEIS), Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Rabu (4/6/2014), dalam rangka mempromosikan RED, album dari sang peraih empat penghargaan Grammy pada 2009.

Pada pukul 20.27 WIB, ribuan Swifties sontak menjerit histeris ketika lampu MEIS dipadamkan dan menyisakan tata cahaya merah menyorot ke panggung utama yang masih ditutup kain tipis berhias tulisan RED. Itu pertanda konser tersebut dimulai. Membuka konser itu, Swift, yang berada di balik kain penutup panggung tersebut, tampak sebagai siluet dan menyanyikan "State of Grace" dari album RED.

Tak lama kemudian terdengar lagi jeritan histeris Swifties ketika idola mereka benar-benar tampak, bukan sekadar berupa siluet, setelah kain penutup panggung utama tersebut diturunkan. Swift terlihat seksi dengan kemeja lengan panjang putih, celana pendek hitam, topi fedora, sepatu high heels merah, serta lipstik merah menyala pada bibirnya.

"Terima kasih," seru perempuan kelahiran Wyomissing, Pennsylvania, 13 Desember 1989, ini dalam bahasa Indonesia. Ia mendapat balasan berupa jeritan lagi dari para penonton.

Tanpa menunggu jeritan itu reda, Swift, dengan dukungan band pengiringnya, kembali mengentak MEIS, kali ini dengan "Holy Ground". Penampilannya tersebut dimeriahkan oleh aksi sejumlah penari latarnya, dari negaranya. Swift juga memukau ketika memainkan perkusi pada pertengahan lagu tersebut. Sajian itu juga bisa terlihat jelas sampai ke deretan bangku tribun paling atas dengan bantuan layar LED yang menjadi latar belakang panggung utama.

"Selamat malam Jakarta, saya Taylor dan selamat datang di RED Tour. Ini kali pertama saya ada di tengah crowd seperti ini," tutur Swift dalam bahasa Inggris.

Swift lalu menjelaskan bahwa konsep konsernya di MEIS itu tak lepas dari materi album RED, yang berisi lagu-lagu ciptaannya.

"Saya ingin berterima kasih, telah meramaikan arena yang besar ini, dan terima kasih sudah membeli album (RED). Album ini berisi love, broken, faith, passion, dan danger," tutur Swift.

"Dalam pikiran saya ada satu warna untuk mewakili semuanya, saya pilih merah, ini dia 'RED'," kata Swift sambil menimang gitar listrik merahnya sebelum menyuguhkan lagu "RED" dengan gambar komidi putar pada layar LED yang menjadi latar belakang panggung utama.

Berikutnya, layar LED menampilkan gambar hitam putih gedung pertunjukan Broadway lengkap dengan tulisan Hollywoodland di sisi atas kanannya. Gambar itu menguatkan penampilan klasik Swift, yang mengenakan gaun merah panjang menyapu anak tangga. Ia dikawal oleh para penari latar yang berdandan ala wartawan pemburu selebriti tempo dulu dalam lagu "The Lucky One".

Suasana intim juga dibangun oleh Swift.

"Tahukah kalian, saya telah berkeliling dunia ke banyak negara untuk mengenal tempat yang berbeda, hingga saya bisa bertemu kalian, menghibur kalian. Saya menikmati malam ini," tutur Swift.

"Saya sangat percaya, kalau saya tak pernah mencipta lagu, saya tak akan pernah bertemu kalian," lanjut Swift sebelum memetik senar banjo yang dimainkannya pada intro lagu "Mean", yang berbumbu country.

Kemudian, Swift mengenalkan diri lebih jauh melalui video dokumenter yang menampilkan dirinya dari masa ke masa--dari usia satu tahun ketika belajar berbicara, dua tahun ketika mulai menekan tuts piano, dan tiga tahun ketika menerima kado gitar akustik dari orangtuanya, hingga menerima empat penghargaan Grammy pada 2009 ketika ia berumur 19. Seusainya, video menampilkan panggung utama RED Tour di MEIS 2014 untuk membuka lagu "22".

Lagu "22" menjadi bagian yang paling membakar semangat Swifties. Swift tiba-tiba turun panggung. Ia lalu berjalan menyusuri area antar barikade yang memisahkannya dengan para penonton. Lewat area itu ia menuju ke panggung mini yang tepat berada di hadapan para penonton di bagian tribun depan.

Lagi-lagi para penonton memberi sambutan hangat ketika Swift, yang mengenakan busana hitam ketat dengan payet membentuk tulisan Jakarta, menari bersama para penari latarnya di depan para penonton yang berjarak tiga meter saja dari mereka.

"Jakarta, penari latar saya belum pernah ke Jakarta dan malam ini merekalah yang membuat saya tampil sempurna. Kasih tahu ke mereka seperti apa riuhnya Jakarta," pinta Swift, yang mendapat sambutan meriah para penonton.

Seakan belum rela berpisah dengan para penonton, Swift, yang masih berada di panggung mini,  menyilakan pergi para penari latarnya. Ia lalu memainkan gitar akustik dan menyanyikan "Fifteen", "You Belong with Me", dan "Sparks Fly".

Swift lalu menyalami para penonton yang duduk di bangku terdepan sebelum dirinya kembali ke panggung utama untuk mengentak lewat lagu "I Knew You were Trouble", yang dibuka dengan permainan biola solo dari pemusik yang mengiringinya. Kali ini, Swift tampil bak Cinderella yang menjadi rebutan para lelaki.

Ia juga memasukkan "All Too Well", "Love Story", dan "We Are Never Ever Getting Back Together" dalam repertoarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com