"Saya sangat memperhatikan isu jender. Sebab, ada salah paham di masyarakat. Kesetaraan jender cuma dianggap untuk karier saja. Tapi, dalam konteks sosial, posisi perempuan masih lemah," kata pengusaha kafe yang akrab dipanggil Tika ini.
Tika juga aktif dalam pergerakan kesetaraan jender. Salah satunya adalah gerakan One Billion Rising, kampanye global untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan.
"Saya juga mendampingi korban kekerasan dalam mencari advokasi," ujar Tika.
Kisah korban kekerasan dan perjuangan mendapatkan keadilan menginspirasi Tika menciptakan lagu tentang kesetaraan jender. Pada album terbaru Tika and the Dissidents, yang menurut rencana diluncurkan tahun depan, 70 persen materinya tentang otoritas atas tubuh perempuan.
"Intinya, menceritakan bahwa tubuh seorang perempuan adalah daerah yang harus dihormati. Jadi, tidak boleh dilecehkan dan ditindas," katanya.
Setiap kali mengadakan pertunjukan, Tika mengatakan selalu menjelaskan arti lirik lagu kepada penonton.
"Biasanya setelah mendengar lagu, fans atau pendengar mulai bertanya dan mendiskusikan soal jender di media sosial Tika and the Dissidents," ujarnya. (DNE)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.