"Kalau aku sih lebih ke cara tradisional. Kalau nulis (lirik dan kord) pakai tangan rasanya lebih luas, dari situ main pakai gitar. Tapi, memang teknologi voice recorder membantu juga," kisah Rega dalam acara Kompasiana Ngulik (Ngobrolin Musik dan Lirik) Meet The LAbels, di gedung Kelompok Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Barat, Jakarta Barat, Jumat (13/2/2015).
Setiap pencipta lagu memiliki ciri khas pada karyanya. Salah satu contohnya, lagu-lagu yang dicipta oleh artis musik Melly Goeslaw lebih mudah dikenali melalui nada-nadanya. Contoh lainnya, lagu-lagu Dewiq mudah diingat karena pemilihan bahasanya dalam lirik yang khas dan kekinian.
Lalu, bagaimana dengan penulis lagu pemula? Rega mencontohkan dirinya, ia lebih suka mencipta lagu berdasarkan pengalaman pribadi.
"Kalau dalam penulisan lagu ya itu, lebih ke pengalaman pribadi. Biasanya orang ada reff baru nyanyi. Kalau aku ambil nada dulu baru nyanyi, kebanyakan sih gitu. Kalau liriknya lebih ke keseharian," kupas Rega.
"Kalau gue sih apa yang gue rasakan langsung gue tuangin. Yang puitis-puitis sih malah jarang," terangnya.
Rega mengungkapkan, ia biasa mencipta lagu sesuai dengan suasana yang dirasanya dan cenderung membuat musiknya dulu.
"Kalau buat lirik dulu atau musik dulu, itu ada waktu tertentu, tergantung suasananya. Mau bikin pakai gitar, ya pakai gitar. Mau pakai keyboard, ya keyboard. Kalau gue dominan sih lebih ke nada dulu, terakhir baru lirik," jelasnya.
Namun, Rega mengaku, ada kalanya pencipta lagu mengalami kebuntuan.
"Pernah sampai mingguan (buntu). Ref (refrain) sudah dapat, tapi verse belum. Jadinya, diulang lagi sampai dapat. Tapi, ada spirit of mepet, artinya kalau kepepet itu malah langsung dapat ref sama verse-nya," kata Rega berbumbu canda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.