"Setiap detik, menit, harus jadi pengamat yang baik. Seperti mengamati aktivitas dosen, bis yang berjalan, (mengamati) pacar juga bisa," ucap Jujur berbumbu canda dalam seminar Indonesian Movie Award 2015 Goes to Campus, di Universitas Indo Nusa Esa Unggul, Jakarta Barat, Rabu (29/4/2015).
Menurut Jujur, melatih kemampuan mengamati sesuatu sangat penting untuk memerkaya referensi sebuah naskah agar menjadi lebih riil untuk produksi film. "Itu bisa diserap melalui penglihatan, mendengarkan, dan merasakan," kata penulis skenario film Petualangan Sherina itu.
Dengan mengedepankan pengamatan melalui observasi lapangan, kata Jujur, secara tak sadar seorang penulis akan bisa menangkap momen menarik. "Suatu saat akan diperlukan (dalam menulis skenario)," katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh artis peran dan sutradara Lukman Sardi, ia mengatakan bahwa dengan mengamati akan banyak peristiwa yang tidak biasa dapat dipetik.
"Biasanya, suatu pengamatan itu menjadi amunisi. Cerita akan menjadi keluar," katanya.
Alasannya, menurut dia, orang-orang yang datang menonton di gedung bioskop sebenarnya ingin melihat sebuah kehidupan yang ada di dalam sebuah film. "Film itu mengambarkan kehidupan, dan orang datang bisokop untuk melihat kehidupan," kata Lukman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.