Cerita Mutiara dari Purwokerto

SLEMAN, KOMPAS.com -- Sebagai pendatang baru, artis musik muda dari Purwokerto, Mutiara Ayu Pancawati (19), telah menyita perhatian para penonton Ngayogjazz 2016 di Panggung Krepus, Padukuhan Kwagon, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Sabtu (19/11/2016).

Vokalnya yang agak berat serta lagu-lagu yang ia bawakan bukanlah hal yang remeh. Ada folk, jazz, hingga blues di situ.

Pada April 2016 ia merilis album perdananya, sebuah album mini, yang berjudul Gasebu. Ia mengaku serius mengerjakan album tersebut.

"Album ini adalah hasil dari pembuatan materi sejak saya bergabung di Gasebu atau Galeri Seni dan Budaya. Gasebu adalah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Seni di Universitas Muhammadiyah Purwokerto," terang Mutiara ketika berbincang dengan Kompas.com usai tampil di Panggung Krepus.

"Gila-gilaan memang prosesnya. Ada target sendiri. Setelah setahun ada tawaran dijadiin EP, ya alhamdullilah," imbuhnya.

Menurut Mutiara, album mini yang berisi lima lagu ciptaannya sendiri itu diberi nama Gasebu lantaran pengerjaannya ia jalani seiring ia berproses dalam Gasebu.

"Udah kayak keluarga kedua aja," ucapnya tentang rekan-rekannya dalam Gasebu.

Mutiara mengungkapkan bahwa bermain di panggung Ngayogjazz 2016 merupakan kesempatan penting untuk mengenalkan musiknya.

"Itu jadi misi saya, yaitu mengenalkan musik saya. Saya pengin banyak orang tahu tentang warna musik yang saya buat," tuturnya.

Dengan usianya yang masih belasan itu, Mutiara menjadi sosok menjanjikan untuk mewarnai industri musik Indonesia. Ia berharap akan banyak kesempatan baginya untuk tampil sekaligus mengembangkan diri dalam bermusik.

"Semoga juga dalam waktu dekat album penuh bisa aku rilis, he he he," katanya.