Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Opera Ikan Asin, Kisah Bandit dan Polisi Tengik

Kompas.com - 05/03/2017, 14:19 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Ini kisah tentang dunia kelam di Batavia pada zaman kolonial Belanda. Dunia kaum kere, bandit dan polisi tengik yang rasanya tetap aktual sampai kapan pun.

Sebuah kisah yang disadur dari lakon The Beggar’s Opera karya John Gay dan musik J.C. Pepusch yang dipentaskan tahun 1728 di London, lakon Die Dreigroschenoper atau The Threepenny Opera karya Bertolt Brecht dengan komposisi musik dari Kurt Weill dipentaskan pertama kali di Theater am Schiffbauerdam, Berlin pada 31 Agustus 1928. Lakon inilah yang kemudian disadur oleh N. Riantiarno. Judulnya pun menjadi Opera Ikan Asin, sedangkan latar peristiwa, London sekitar abad ke-19, dipindahkan ke Batavia abad ke-20, zaman Hindia Belanda.
Natasasmita Pitjoem (pada naskah asli ditulis: Peachum) memimpin jaringan pengemis di bawah perusahaan yang didirikannya yg bernama Djoeselormis, sementara Mekhit (Mackie Messer"/"Mack the Knife) sang kapten peranpok berkolaborasi dengan Karta sang perwira asisten inspektur polisi yang korup.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Salah satu adegan dalam lakon Opera Ikan Asin yang dimainkan Teater Koma di Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Rabu (1/3/2017). Opera Ikan Asin bercerita tentang Si Raja Bandit Batavia yang bernama Mekhit alias Mat Piso yang menikahi Poli Picum yang merupakan juragan pengemis di Batavia. Pementasan yang digelar untuk merayakan 40 tahun Teater Koma berdiri dan merupakan produksi ke 147 yang disutradarai oleh Nano Riantiarno

Menyaksikan lakon Opera Ikan Asin yang digelar Teater Koma di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan (2 - 5 Maret 2017) rasanya memang seperti menonton film hitam putih the threepenny opera produksi tahun 1931 yang disutradarai oleh Georg Wilhelm Pabst. Mulai dari jalan cerita, tata panggung dengan latar belakang tiang-tiang kapal, hingga pemeran utama Rangga Riantiarno yang memerankan Makhit alias Mat Pisau yang mirip dengan Rudolf Forster yang memerankan Mackie Messer dalam film The Threepenny Opera.

Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mendukung pertunjukan Teater Koma. Kali ini dalam produksinya yang ke-147 serta dalam rangka merayakan hari jadi ke-40 jatuh tepat pada hari ini. Lakon Opera Ikan Asin akan digelar di Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue selama 4 hari mulai dari tanggal 2 hingga 5 Maret 2017.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Salah satu adegan dalam lakon Opera Ikan Asin yang dimainkan Teater Koma di Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Rabu (1/3/2017). Opera Ikan Asin bercerita tentang Si Raja Bandit Batavia yang bernama Mekhit alias Mat Piso yang menikahi Poli Picum yang merupakan juragan pengemis di Batavia. Pementasan yang digelar untuk merayakan 40 tahun Teater Koma berdiri dan merupakan produksi ke 147 yang disutradarai oleh Nano Riantiarno

Opera Ikan Asin bercerita tentang Si Raja Bandit Batavia, Mekhit alias Mat Piso menikahi Poli Picum tanpa seijin Ayahnya, Natasasmita Picum, juragan pengemis se-Batavia. Picum mengancam Kartamarma, asisten kepala Polisi Batavia yang juga sahabat Mekhit, bahwa para pengemisnya akan mengacaukan upacara pengobatan Gubernur Jendral yang baru. Terpaksa Mekhit ditangkap, dia akan digantung tepat saat upacara penobatan, tapi saat tali menjerat leher, datang surat keputusan dari Gubernur Jendral yang isinya membebaskan Mat Pisau dari segara tuduhan.

Ya, beda-beda tipislah dengan kasunyatan yang kerap kita saksikan di republik ini. Dituduh melakukan tindak pidana, tapi ujung-ujungnya dibebaskan lantaran dia memiliki kekuasaan politik dan modal.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Salah satu adegan dalam lakon Opera Ikan Asin yang dimainkan Teater Koma di Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Rabu (1/3/2017). Opera Ikan Asin bercerita tentang Si Raja Bandit Batavia yang bernama Mekhit alias Mat Piso yang menikahi Poli Picum yang merupakan juragan pengemis di Batavia. Pementasan yang digelar untuk merayakan 40 tahun Teater Koma berdiri dan merupakan produksi ke 147 yang disutradarai oleh Nano Riantiarno

Pementasan Opera Ikan Asin kali ini menampilkan Budi Ros, Cornelia Agatha, Sari Madjid Prianggoro, Alex Fatahillah, Asmin Timbil, Raheli Dharmawan, Budi Suryadi, Daisy Lantang, Ratna Ully, Naomi Lumban Gaol, Suntea Sisca, Dana Hassan, Ariffano Marshall, Allen Guntara, Sir Ilham Jambak, Julung Ramadan, Bangkit Sanjaya, Bayu Dharmawan Saleh, Adri Prasetyo, Sekar Dewantari, Netta Kusumah Dewi, Joind Byuwinanda dan Rangga Riantiarno.

Para pemain tersebut dibalut bisana rancangan Samuel Wattimena, koreografi oleh Ratna Ully dan bimbingan vokal dari Naomi Lumban Gaol serta tata rias garapan Sena Sukarya dan PAC Martha Tilaar memperkuat aksi pemain. Lirik-lirik gubahan N. Riantiarno disertai komposisi musik Kurt Weill dengan aransemen garapan Fero Aldiansya Stefanus semakin menghiasi lakon ini. Tata artistik dan tata cahaya panggung digarap oleh Taufan S. Chandranegara, didukung oleh Pimpinan Panggung Sari Madjid Prianggoro, pengarah teknik Tinton Prianggoro serta pimpinan produksi Ratna Riantiarno, di bawah arahan co-sutradara Ohan Adiputra dan Sutradara N. Riantiarno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com