NEW YORK, KOMPAS.com -- Kemajuan industri film di AS memang menjadi acuan bagi perkembangan film di negara-negara lain.
Para pelaku industri film Indonesia juga belajar dan mencari peluang kerja sama dengan produser film AS.
Mewakili Parfi (Persatuan Artis Film Indonesia) 1956, aktris Marcella Zalianty, yang merupakan Ketua Umum Parfi 1956 dan aktor Ray Sahetapy melakukan kunjungan ke dua kota besar industri film, televisi, dan teater AS, New York dan Los Angeles, baru-baru ini, masih pada September 2017.
Baca juga: Marcella Zalianty Terpilih Jadi Ketua Parfi 1956
Kedua artis peran ini melakukan studi banding tentang industri film di AS melalui diskusi dan pertemuan dengan produser dan pelaku industri hiburan di dua kota tersebut.
Pertemuan dilakukan di kantor perwakilan SAG-AFTRA (Screen Actors Guild-American Federation of Television and Radio Artists) di New York.
Marcella bersyukur bisa bertemu dengan beberapa penasihat senior dari SAG-AFTRA, termasuk Sarah Finn dari SAG.
"Kami membahas banyak hal, mulai dari sistem kerja, regulasi-regulasi yang tentunya cukup berpihak kepada industri hiburan dan para pekerjanya," ujar Marcella.
Baca juga: Soal Pembangunan Bioskop, Marcella Zalianty-Sandiaga Uno Sejalan
SAG-AFTRA beranggota kira-kira 160 ribu pelaku industri hiburan di AS, yang menjadikannya sebagai asosiasi pekerja terbesar se-AS.
SAG didirikan pada 1933 dan AFTRA dibentuk pada 1952. Pada 2012 SAG dan AFTRA bergabung menjadi SAG-AFTRA.
Ray Sahetapy mengatakan bahwa dalam pertemuan itu Parfi 1956 mencari peluang untuk bekerja sama dengan beberapa artis peran dan produser film dari New York dan Los Angeles.
"Namun, perlu ditekankan bahwa budaya Indonesia harus tetap diangkat dan dipertahankan," ujar Ray.
Baca juga: Tak Muncul di Captain America, Ray Sahetapy Ditawari Film Lain
Marcella dan Ray juga menyempatkan diri datang ke kampus New York Film Academy di New York untuk belajar lebih banyak mengenai industri film di AS.
Marcella menambahkan bahwa banyak yang telah dipelajarinya dari kunjungan itu.
Menurut Marcella, industri film AS memang jauh berbeda jika dibandingkan dengan Indonesia, terutama jika dilihat dari industri film secara keseluruhan.
Baca juga: Ray Sahetapy Ingin Bikin Film tentang Imam Bonjol
Industri film di AS memang sudah memiliki fondasi, semua urusan administrasi dan regulasi sudah rapi.
Namun, "Indonesia sendiri tidak ketinggalan jika dibandingkan dari segi konten dan kreativitas," tambah peraih Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2005 ini.
Marcella Zalianty dan Ray Sahetapy membawa hasil studi banding mereka ke Indonesia dan berharap akan membuka peluang kerja sama Indonesia dengan AS di bidang film masa mendatang. (zb/nr)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.