Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayu Laksmi: Tragedi Bom Bali Lebih Horor dari "Pengabdi Setan"

Kompas.com - 28/10/2017, 09:43 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Tragedi bom Bali yang terjadi tahun 2002 silam menjadi kenangan terburuk bagi penyanyi sekaligus artis peran Ayu Laksmi. Bahkan, bagi Ayu tragedi tersebut lebih horor dari cerita film "Pengabdi Setan" yang ia bintangi.

"Ada peristiwa yang sangat menggemparkan, yaitu bom Bali. Bagi saya itu paling horor, lebih horor dari film yang ada 'Ibu-ibu' itu. Karena di situ ada ada muatan manusia yg tidak bisa menaklukkan dirinya sendiri," kisah Ayu, di sela peringatan dua abad Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Kota Magelang, Jumat (27/10/2017) malam.

Tragedi itu pula menjadi titik awal Ayu menemukan jati diri sebagai seniman. Jauh sebelum itu, sekitar 1980-an, Ayu menjajal semua jenis seni dari musik, peran, tari, hingga tarik suara. Ayu sempat dikenal sebagai penyanyi rock pada era itu.

"Ketika itu saya masuk industri musik rock, pernah jazz, jenis apapun saya coba. Saya juga punya kesempatan akting di berbagai negara. Bertahun-tahun itu saya belum ketemu apa yang saya cari," cerita Ayu.

Baca juga : Karakter Ibu Pengabdi Setan Dijadikan Meme, Ayu Laksmi Terharu

Sampai pada peristiwa bom yang menelan banyak korban jiwa itu terjadi. Ayu diajak oleh seseorang untuk mengisi pertunjukan bertajuk "Bali for The World" sebagai aksi kampanye atau ajakan bahwa Bali masih aman dan nyaman dikunjungi wisatawan.

Ayu melihat masyarakat Bali merespons peristiwa mengerikan itu tidak dengan kebencian namun dengan perenungan. Mereka justru mengajak orang-orang di luar daerah untuk jangan takut datang ke Pulau Dewata itu.

"Dari situ saya berfikir apa yang bisa saya tampilkan pada acara itu. Sampai ngga bisa tidur. Lalu saya seperti mendapat bisikan dari semesat bahwa saya harus kembali ke semesta. Saya mencari-cari hingga kemudian menemukan syair yang kerap dinyanyikan orang Bali pada upacara-upacara adat, syair itu yang saya nyanyikan pada acara Bali for The World," papar Ayu.

Syair itu, lanjut Ayu, memiliki makna yang sangat dalam. Dia sendiri harus mencari pakar bahasa untuk mengartikan syair tersebut. Proses ini pula yang seolah menampar Ayu yang notabene orang Bali tapi tidak mengerti arti syair tersebut

Baca juga : Joko Anwar Harap Pengabdi Setan Bawa Nama Baik Film Indonesia di Luar

"Syair itu kurang lebih bermakna air, jernih, siapapun yang mau merenung akan terpancar. Sempat khawatir ketika itu karena saya yang pertama menyanyikan syair ini di panggung, karena biasanya (dilantunkan) di tempat suci," tutur Ayu.

Wanita asal Kabupaten Singaraja, Bali, itu mulai terinspirasi. Ayu memulai babak baru kehidupannya sebagai sosok yang kembali ke tradisi. Dia tidak lagi menyanyi rock, sampai dalam berpakaian Ayu memilih memakai gaya tradisioanal.

Ayu menikmati segala sesuatu yang berbau spiritual, alam, dan Indonesia. Hal itu dituangkan dalam album musik keduanya bertajuk 'Svara Semesta'. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau