Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanung Bramantyo Tidak Mau Bicarakan FFI Lagi

Kompas.com - 04/11/2017, 17:49 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sutradara Hanung Bramantyo tidak berharap meraih kemenangan dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2017. Mengapa?

"Jadi saya enggak punya harapan besar sama FFI," kata Hanung saat ditemui di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Sabtu (4/11/2017).

Film Kartini karya Hanung Bramantyo menjadi nomine untuk kategori Film Terbaik, dan Hanung sendiri tercatat dalam nominasi Sutradara Film Terbaik FFI 2017.

Namun, Hanung menegaskan bahwa ia enggan berbicara soal FFI lagi semenjak film Sang Pencerah tersisih dari FFI 2010 lalu.

"Terakhir Sang Pencerah, dan saya tidak mau berbicara lagi tentang FFI sejak Sang Pencerah. Buat saya (masalah) Sang Pencerah cukup membuat saya akhirnya antipati terhadap FFI. Catat itu. Sang Pencerah membuat saya, cukup bicara tentang FFI," ujar suami aktris Zaskia Adya Mecca itu.

Baca juga : Cari Kado Ulang Tahun Istri, Hanung Bramantyo Panik

"Buat saya skandal paling besar buat film saya. Saya berhenti berbicara tentang FFI," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, keberhasilan yang dicapai Sang Pencerah sebagai film terlaris 2010 rupanya tak menjamin masuknya film garapan sutradara Hanung Bramantyo itu ke Festival Film Indonesia 2010 atau FFI 2010 yang akan diadakan pada bulan Desember.

Film yang berhasil menarik 1,1 juta penonton itu dianggap tak memenuhi kriteria sebagai film yang utuh. "Upaya untuk mengangkat biografi orang besar memang perlu dihargai dengan harapan memberi inspirasi kepada penontonnya. Tapi, sayang, biografi yang dimaksud baru sampai pada penggambaran peristiwa-peristiwa penting sang tokoh," kata Ketua Komite Seleksi FFI 2010 Viva Westi di hadapan pers di Jakarta, Jumat (12/11/2010).

Menurut Viva, "Sang Pencerah belum bisa menghadirkan visi dan tafsir yang lebih terbuka mengenai kompleksitas karakter yang diangkat berkait dengan semangat zaman ketika sang tokoh hidup dan benang merahnya dengan kekinian."

Penegasan ini juga disampaikan oleh anggota komite seleksi, Abduh Aziz. Menurutnya, sebagai sebuah film yang terikat sejarah, banyak hal yang tak terungkap. "Sebagai sebuah film yang utuh, film ini tidak memenuhinya. Banyak data sejarah yang meleset," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau