Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Kritis Najwa Shihab tentang Syahrini

Kompas.com - 23/09/2018, 13:59 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presenter Najwa Shihab menjadi salah satu bintang tamu dalam konser tunggal Syahrini di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Di panggung konser yang bertajuk #qptahunjambulkhatulistiwa itu, Najwa  yang terkenal kritis dan tajam menyampaikan analisisnya tentang Syahrini dengan gaya stand up comedy.

"Malam ini saya diminta menganalisis Syahrini. Tadi malam saya begadang, saya membuat catatan-catatan apa yang bisa sama-sama kita petik dari sang Jambul Khatulistiwa," kata Najwa sebagai pembuka.

Ia mengatakan kata kunci seorang Syahrini adalah "princess". Najwa lalu menyodorkan sebuah teori tentang tiga hal yang membuat seseorang  bisa menyandang gelar princess.

Pertama, lanjutnya, adalah lahir sebagai putri seorang raja. Namun, butuh garis tangan untuk itu karena di luar kendali manusia.

Cara kedua, menggaet hati seorang pangeran. Namun, lagi-lagi itu juga memerlukan campur tangan takdir karena jodoh ada di tangan Tuhan.

"Yang ketiga dan ini yang paling terjangkau oleh semua orang. Cuek saja mengklaim diri sendiri sebagai princess," ucap Najwa yang mengundang suara tawa dari deretan kursi penonton.

Percaya diri tingkat ratu

Menurut Najwa, caranya mudah. Hanya dengan mengkombinasikan dua hal, tebal muka dan keras kepala. Ngotot meyakinkan orang lain dan juga gigih meyakinkan diri sendiri bahwa ia adalah princess. Penonton lagi-lagi tertawa.

"Semua kombinasi itu membutuhkan satu hal saja, percaya diri. Soal kepercayaan diri rasanya level Teh Syahrini itu bukan lagi princess. Kepercayaan diri seorang Syahrini sudah seperti Ratu Sejagat. Setuju tidak? Luar biasa," kata Najwa yang dihadiahi gemuruh tepuk tangan.

Ia menilai bahwa karena kepercayaan diri Syahrini yang tinggi itu, apa pun yang pelantun "Bohong" tersebut lakukan dari yang remeh sekali pun bisa berubah menjadi "cetar membahana", di tangan Syahrini menjadi "sesuatu".

Jambul

Ia memberi contoh jambul. Najwa mengatakan, di mana-mana seorang putri itu selalu identik dengan tiara yamg menghiasi kepalanya. Namun, Syahrini satu-satunya "princess" di dunia yang bangga berjambul.

"Jambul yang biasanya paling banter identik dengan Tin Tin atau apes-apesnya identik dengan unggas," kata Najwa yang kembali mengocok perut penonton.

"Hanya seorang Syahrini yang bisa menyulap jambul menjadi sebermartabat mahkota," sambungnya.

Tawa, sorakan, serta tepuk tangan dari penonton menyatu saat Najwa menyampaikan itu.

Pamer yang menggemaskan

Najwa menambahkan, ada satu lagi yang ia catat tentang Syahrini. Satu hal yang sangat Syahrini, yakni kemampuannya unjuk diri alias pamer.

Namun, menurut Najwa, sikap pamer Syahrini berbeda dari orang lain.

"Pamer yang biasanya dianggap perilaku buruk, di tangan Syahrini justru menjelma menjadi semacam metode jadi terkenal. Saya menyebutnya sebagai mekanika popularitas," ucap Najwa.

Kebanyakan akan memandang sinis mereka yang gemar pamer, namun Najwa beranggapan bahwa mungkin hanya sedikit orang yang berpikiran seperti itu saat melihat Syahrini pamer.

"Teh Syahrini berhasil membuat pamer menjadi menggemaskan sekaligus menghibur. Pamer disulapnya menjadi perilaku yang biasa, wajar, bahkan lucu. Cuma Syahrini yang bisa bikin pamer bukan lagi riya', tapi pamer adalah pertunjukan itu sendiri," kata Najwa yang membuat penonton tertawa dan bertepuk tangan.

Baca juga: Sedang Konser, Syahrini Cuek Ganti Baju di Panggung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com