Setelah Bertahun-tahun, Rio Dewanto Akhirnya Rasakan Main Film Action

JAKARTA, KOMPAS.com -- Bertahun-tahun malang melintang di dunia seni peran, aktor Rio Dewanto mengaku baru kali ini mendapat kesempatan terlibat dalam film action. Ia bermain dalam film arahan sutradara Randy Korompis berjudul Foxtrot Six.

"Foxtrot Six film action pertama saya, jadi saya melihat bahwa ini adalah challenge buat saya," kata Rio dalam konferensi pers IdeaFest 2018 di Pacific Place, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018).

Ia mengatakan bahwa sebagian besar film Foxtrot Six menggunakan efek visual. Saat shooting saja, set lokasinya hampir selalu memakai green screen.

"Ini filmnya banyak menggunakan visual effect dan green screen. Ini pertama kali pengalaman saya untuk bisa terlibat dalam proyek seperti ini," kata Rio.

Baca juga: Rio Dewanto Tersenyum Saat Ditanya soal Kasus Ratna Sarumpaet

Namun, suami aktris Atiqah Hasholan itu belum bisa membocorkan tentang karakter yang ia mainkan dalam Foxtrot Six. Dalam trailer terbaru, Rio terlihat menggunakan seragam pasukan bersenjata.

"Pada tanggal 26 di IdeaFest nanti, saya akan berikan kelas film making dan saya akan cerita gimana pengalaman pertama mengalami proses untuk bisa mempelajari koreografi film action. Bersama dengan sutradaranya dan ada VFX (efek visual), jadi nanti ditunjukin," ucap Rio.

"Ini film aksi pertama Indonesia yang akan berkisah tentang Indonesia di masa depan. Hampir semua set yang kami lakukan itu semuanya artifisial. Saya, Rio, dan Julie Estelle banyak sekali adegan 360 itu green screen," timpal Oka Antara, lawan main Rio dalam Foxtrot Six.

Sebagai informasi, proyek film Foxtrot Six yang diproduseri produser Hollywood, Mario Kassar, sudah dimulai pada 2015.

Namun, shooting-nya baru dilakukan pada 2017. Film tersebut dijadwalkan akan masuk bioskop-bioskop tahun depan. 

Foxtrot Six bercerita tentang kondisi Indonesia pada masa depan. Dikisahkan, seorang mantan anggota marinir bersama teman-temannya berjuang menyelamatkan Indonesia dari kemiskinan dan kepemimpinan sebuah partai pemberontak yang kejam. 

Film itu diproduksi oleh Rapid Eye Pictures dengan MD Pictures sebagai mitra distribusi dan promosi.

Baca juga: Pengalaman Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto Jadi Warga Lokal Korea