Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

(REVIEW) Gundala: Bicara Patriot dan Gerbang Pembuka Jagat Bumilangit

Kompas.com - 29/08/2019, 20:05 WIB
Tri Susanto Setiawan,
Kistyarini

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jagoan Indonesia muncul. Setelah ditunggu-tunggu, akhirnya Gundala resmi diputar di jaringan bioskop Tanah Air pada 29 Agustus 2019.

Film Gundala merupakan adaptasi dari komik Gundala Putra Petir karya Harya Suraminata (Hasmi) yang rilis pada 1969.

Film ini menjadi pintu yang membuka garis waktu perjalanan para pahlawan lokal yang dikenal dengan sebutan Jagad Sinema Bumilangit (JSB).

Kisah Gundala bermula dari masa kecil Sancaka harus kehilangan kedua orangtuanya. Ayahnya tewas karena harus membela hak-hak buruh dan ibunya harus pergi untuk membiayai hidup Sancaka kecil.

Sancaka kecil yang berjuang bertahan hidup juga harus mengalami dilema besar. Ia dihadapkan dalam sebuah pilihan hidup untuk menuju masa depan.

Seperti yang Joko bilang beberapa waktu lalu, ia ingin membuat Gundala berbeda dari versi komiknya.

Kejadian itu diungkapkan oleh Gundala dalam film lewat sebuah pertemuan antara Sancaka dengan pasangan suami-istri.

"Bagaimana jika Sancaka keluar dari mobil itu. Originnya, orangtuanya pekerja pabrik dan aktivis. (Sancaka) diadopsi orang kaya dan jadi insinyur," kata Joko dalam wawancara.

Sementara itu, Pengkor (Bront Palarae) tumbuh menjadi mafia besar dan sadis. Hal itu tidak lepas dari masa kelamnya masa kecil Pengkor.

Ia juga memiliki pengikut dengan masing-masing punya spesialis khusus. Pengkor ingin mengubah tatanan pemerintahan. Kekacauan Pengkor membawa dunia Gundala pada rasa ketidakadilan dan keresahan.

Di sisi lain, Sancaka tumbuh besar. Sancaka (Abimana Aryasatya) pada suatu malam disambar kilatan petir yang mengubahnya menjadi sakti dengan nama Gundala. Padahal saat kecil, Sancaka traumatik terhadap petir.

Sambaran itu memberikan kekuatan kepada Sancaka, yang saat itu dipenuhi keresahan atas realita hidup yang penuh dengan ketidakadilan. Gundala pun muncul sebagai sosok pahlawan yang membela kebenaran.

Menariknya pula, Joko berhasil membuka banyak ruang Jagat Sinema Bumilangit (JSB) dengan cermat.

Tanpa mengurangi esensi cerita, Joko memasukkan karakter-karakter kunci yang nantinya akan berkembang dalam garis waktu perjalanan JSB.

Selain Gundala, JSB memproyeksikan sampai 2025 akan ada tujuh film yang digarap. Film tersebut adalah Sri Asih, Godam dan Tira, Si Buta dari Gua Hantu, Patriot Taruna, Mandala, Gundala Putra Petir, dan Patriot.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com