JAKARTA, KOMPAS.com - Seninan mural Indonesia, Darbotz, mengungkapkan pengaruh kualitas cat bagi para rekan sejawatnya dalam membuat karya.
Darbotz menuturkan seni jalanan ini baru booming di Indonesia kurang lebih tahun 2004.
Baca juga: Dari Jakarta hingga Prancis, Karya Darbotz Melintasi Berbagai Benua
Saat itu para seniman mural masih menggunakan cat semprot dan cat tembok. Yang penting bisa melukiskan idenya di tembok.
"Kalau pada saat itu sih asal kita bisa gambar aja sebenarnya," ucap Darbotz tertawa saat jumpa pers peluncuran buku Crossing The Wall di Museum MACAN, Jakarta Barat, Senin (31/7/2023).
"Yang kami butuhin itu selain enggak dihapus, bagaimana karyanya bisa bertahan lama. Kami butuh yang tahan segala cuaca sih," ucap Darbotz.
Baca juga: Tas Gratis Kreasi Eksklusif Darbotz di Gerai Digimap PIM 3, Mau?
Untungnya sekarang sudah mulai ada cat khusus mural.
"Kentalnya tuh beda (cat khusus mural). Yang paling utama menurut gue adalah ketahanannya," ujar Darbotz
Menurut Darbotz, hasilnya mural pun berbeda kala dibuat dengan cat biasa dan cat khusus mural.
Kisah perjalanan karya-karya Darbotz kini masuk dalam buku Crossing The Wall: The Stories of 20 Indonesian Muralists.
Buku ini sementara dapat dibaca melalui e-book di situs resmi Mowilex.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.