KOMPAS.com - Doraemon merupakan salah satu tokoh utama dalam waralaba populer Doraemon yang pertama kali rilis pada 1969 lalu.
Dalam ceritanya, Doraemon digambarkan sebagai robot kucing yang dibuat secara massal pada 2112 di masa depan.
Robot tersebut sengaja datang menuju masa lalu guna membantu Nobita, seorang anak muda yang tak mempunyai bakat apa pun semasa hidupnya.
Baca juga: Sinopsis dan Jadwal Tayang Doraemon The Movie: Nobitas Sky Utopia
Ia dapat mengeluarkan berbagai alat-alat berguna dari kantong ajaibnya, yang pada akhirnya membuat Nobita selalu bergantung pada Doraemon berkat hal itu.
Seiring berjalannya cerita, para pengikut serial ini akan mengetahui bahwa Doraemon memiliki fobia terhadap tikus meski dia sendiri merupakan sebuah robot kucing.
Mulanya, Fujiko F Fujio selaku duo mangaka dari waralaba ini sempat menceritakan jika Doraemon memang tidak memiliki rasa takut terhadap tikus.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Doraemon The Movie: Nobitas Sky Utopia, Segera di CGV
Hal tersebut dapat dilihat melalui episode spesial yang bernama Doraemon 2112 - Birth Of Doraemon (1995) di mana episode itu menceritakan awal mula pembuatan Doraemon.
Dulunya semasa pembuatan robot tersebut dalam pabrik, badan Doraemon memiliki warna asli yang berupa kuning. Ia juga memunyai sepasang telinga khas seperti apa yang dimiliki Dorami.
Berkat modelnya sebagai robot kucing, hal tersebut membuat Doraemon tak takut terhadap tikus. Ia memiliki keberanian untuk mengeong dan membuat para tikus kabur ketakutan, tak seperti apa yang diketahui pada saat ini.
Baca juga: Sinopsis Doraemon The Movie: Nobitas Sky Utopia
Akan tetapi sewaktu Doraemon tidur siang, seekor robot tikus yang dibuat oleh Sewashi Nobi menghampirinya dan memakan telinganya sampai tak berbentuk lagi.
Doraemon pun langsung dibawa menuju rumah sakit dan ditangani oleh para dokter di sana.
Namun sayang, telinganya tak terselamatkan dan membuat Doraemon kehilangan sepasang telinga hingga membuat kepalanya botak.
Selepas kejadian itu, Doraemon memiliki sebuah fobia terhadap tikus berkat pengalamannya tersebut, seperti apa yang diketahui oleh para pengikutnya hingga saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.