Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stevie Wonder: Buta Itu Anugerah

Kompas.com - 01/03/2012, 08:42 WIB
Oleh Frans Sartono

”Saya berharap lagu-lagu saya menginspirasi semangat perdamaian dan kerukunan dunia,” kata Stevie Wonder yang dijadwalkan tampil pada perhelatan musik Java Jazz, Minggu (4/3) malam. 

Stevie Wonder (61) mengatakan hal itu dalam wawancara lewat telepon dengan harian Kompas dan The Jakarta Post, Selasa (28/2/2012) pagi. Saat itu, kepada dia ditanyakan apakah lagu bisa memberikan sumbangsih pada kehidupan yang lebih baik.

”Ya, saya berpikiran demikian,” jawab Stevie di ujung telepon nun jauh dari
Los Angeles, Amerika Serikat (AS).
”Yang menarik dalam hal ini adalah pengalaman saya sendiri dengan lagu yang saya tulis untuk The King Holiday,” kata Stevie.

Lagu yang dimaksud adalah ”Happy Birthday” yang ditulis dan dinyanyikan Stevie pada tahun 1981. King Holiday adalah hari libur nasional di AS untuk memperingati hari lahir pejuang kemanusiaan Martin Luther King Jr.

Stevie Wonder yang juga aktivis sosial terlibat aktif dalam memperjuangkan penetapan hari libur nasional tersebut. Dalam kampanye perjuangan itu,

lagu ”Happy Birthday” banyak dikumandangkan lewat konser-konser.
Dalam salah satu baitnya, Stevie menulis:
”I just never understood/ How a man who died for good/ Could not have a day that would/ Be set aside for his recognition...”
”Dan saya sangat bahagia dengan hal itu karena The King Holiday akhirnya menjadi kenyataan,” tutur Stevie.

Hari libur nasional King Holiday akhirnya memang ditetapkan oleh Presiden AS Ronald Reagan pada 2 November 1983. Lagu tersebut juga dinyanyikan Stevie pada penutupan Olimpiade Atlanta tahun 1996.

 
”Jadi, saya yakin (musik) bisa. Saya kira dari waktu ke waktu musik akan membantu membawa perubahan. Musik membawa ketenangan pada manusia. Musik menjadikan orang lain mengerti akan apa yang Anda pikirkan,” kata Stevie.

”Musik merupakan ekspresi, alat atau kendaraan bagi hidup saya,” katanya menambahkan.

Berharga

Stevie Wonder terlahir dengan nama Stevland Hardaway Judkins pada 13 Mei 1950 di Detroit, Michigan, AS. Stevie yang lahir prematur mengalami kebutaan sejak lahir. Namun, bakat musiknya membuka mata bos perusahaan rekaman Motown, yaitu Berry Gordy, akan potensi seorang bocah difabel itu.

Saat datang ke Motown, Stevie baru berumur 10 tahun. Motown saat itu sudah menaungi bintang-bintang besar yang lebih senior daripada Stevie. Kebanyakan mereka memang keturunan Afrika-Amerika, seperti Otis Redding, Marvin Gaye, dan Smokey Robinson. Itu sebabnya Berry Gordy memberinya nama Little Stevie Wonder yang kemudian menjadi Stevie Wonder saja.

Anda mengatakan kebutaan sebagai anugerah?

”Oh ya, ini anugerah dari Tuhan. Saya kira saya benar-benar mendapat berkah. Tuhan begitu baik dengan saya selama hidup,” kata Stevie.

Ia pernah mengatakan, mungkin hidupnya hanya berlangsung sekejap seandainya ia terlahir dengan mata bisa melihat.

”Sejauh yang saya percaya, Tuhan pasti mempunyai rencana tersendiri sehingga saya buta. Menjadi buta membuat saya mempunyai kesempatan agar bisa berbagi dan memberi semangat kepada mereka yang tuli, buta, dan mereka yang terpinggirkan bahwa mereka berharga.”

Stevie membuktikan keberhargaan itu. Di belantika musik ia termasuk serba bisa. Ia penyanyi, penulis lagu, produser, dan instrumentalis. Ia memainkan keyboards, synthesizer, drum, harmonika, bas, dan conga. Sebagai komposer, ia menulis tak kurang dari 390 lagu.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau