”Saya berharap lagu-lagu saya menginspirasi semangat perdamaian dan kerukunan dunia,” kata Stevie Wonder yang dijadwalkan tampil pada perhelatan musik Java Jazz, Minggu (4/3) malam.
Stevie Wonder (61) mengatakan hal itu dalam wawancara lewat telepon dengan harian Kompas dan The Jakarta Post, Selasa (28/2/2012) pagi. Saat itu, kepada dia ditanyakan apakah lagu bisa memberikan sumbangsih pada kehidupan yang lebih baik.
Lagu yang dimaksud adalah ”Happy Birthday” yang ditulis dan dinyanyikan Stevie pada tahun 1981. King Holiday adalah hari libur nasional di AS untuk memperingati hari lahir pejuang kemanusiaan Martin Luther King Jr.
Stevie Wonder yang juga aktivis sosial terlibat aktif dalam memperjuangkan penetapan hari libur nasional tersebut. Dalam kampanye perjuangan itu,
Hari libur nasional King Holiday akhirnya memang ditetapkan oleh Presiden AS Ronald Reagan pada 2 November 1983. Lagu tersebut juga dinyanyikan Stevie pada penutupan Olimpiade Atlanta tahun 1996.
Stevie Wonder terlahir dengan nama Stevland Hardaway Judkins pada 13 Mei 1950 di Detroit, Michigan, AS. Stevie yang lahir prematur mengalami kebutaan sejak lahir. Namun, bakat musiknya membuka mata bos perusahaan rekaman Motown, yaitu Berry Gordy, akan potensi seorang bocah difabel itu.
Saat datang ke Motown, Stevie baru berumur 10 tahun. Motown saat itu sudah menaungi bintang-bintang besar yang lebih senior daripada Stevie. Kebanyakan mereka memang keturunan Afrika-Amerika, seperti Otis Redding, Marvin Gaye, dan Smokey Robinson. Itu sebabnya Berry Gordy memberinya nama Little Stevie Wonder yang kemudian menjadi Stevie Wonder saja.
”Oh ya, ini anugerah dari Tuhan. Saya kira saya benar-benar mendapat berkah. Tuhan begitu baik dengan saya selama hidup,” kata Stevie.
”Sejauh yang saya percaya, Tuhan pasti mempunyai rencana tersendiri sehingga saya buta. Menjadi buta membuat saya mempunyai kesempatan agar bisa berbagi dan memberi semangat kepada mereka yang tuli, buta, dan mereka yang terpinggirkan bahwa mereka berharga.”
Stevie membuktikan keberhargaan itu. Di belantika musik ia termasuk serba bisa. Ia penyanyi, penulis lagu, produser, dan instrumentalis. Ia memainkan keyboards, synthesizer, drum, harmonika, bas, dan conga. Sebagai komposer, ia menulis tak kurang dari 390 lagu.