JAKARTA, KOMPAS.com -- Belakangan profesi ustaz menjadi sorotan menyusul kasus perselisihan antara Ustaz Soleh Mahmud alias Solmed dengan sebuah Event Organizer (EO) di Hongkong. Keduanya merasa sama-sama dirugikan, Solmed dituding meminta bayaran terlalu besar, sementara EO disangkakan menarik tarif kepada jamaah untuk menghadiri ceramahnya.
Hal tersebut memancing komentar Ustaz Yusuf Mansyur. Menurut Yusuf Mansyur permasalahan keduanya tidak akan selesai jika terus melempar komentar di media. Keduanya harus duduk bersama, mencari jalan tengah.
"Kalau mau selesai, duduk bareng jangan bicara sendiri-sendiri," ujar Ustaz yang disapa YM saat ditemui di Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Yusuf juga meminta masyarakat tidak berburuk sangka kepada kedua pihak. Ia mengimbau untuk tidak berkomentar ke arah negatif sementara akar dan permasalahan sebenarnya tidak diketahui.
"Tapi kita nggak bisa menilai suatu berita yang judulnya belum tentu sesuai dengan isinya. Kadang masyarakat kita senang komentar, baru lihat judul sudah komen. Jadi saling komen dan menyentuh sesuatu yang tidak baik," himbaunya.
Awal Kasus
Perselisihan antara Ustaz Solmed dengan salah satu EO di Hongkong sempat diberitakan media lokal setempat dengan judul 'Tarif Ustad Dipasang, EO Hongkong Meradang' pada 23 Juni 2013.
Ketika itu, Solmed dijadwalkan berdakwah di Lapangan Victoria di hadapan warga Indonesia yang bekerja di sana. Namun rencana itu batal. Diberitakan di media lokal tersebut, sekelompok jemaah yang menamakan diri 'Thariqul Jannah' mengaku kecewa saat Solmed secara mendadak menaikkan honor tampil sepihak.
Lifah Khalifah, Ketua Thariqul Jannah, bahkan menyebut Solmed sebagai ustaz matre.
Menurut Lifah, kesepakatan semula telah disetujui pihaknya dengan Solmed. Lewat telepon dan SMS, sang ustaz muda menyetujui honor sebesar Rp 6 juta. Selain honor tampil, Solmed juga setuju menerima tiket Jakarta-Hongkong PP untuk kelas ekonomi, penginapan dan konsumsi, serta tambahan dana transportasi lokal.
Namun melalui manajernya, Rijal, Ustaz Solmed minta tambahan honor. Dari Rp 6 juta, Solmed meminta tambahan honor hingga Rp 10 juta, serta tiket pesawat Jakarta-Hongkong PP untuk dua orang dan satu kamar di hotel berbintang.
Di Jakarta, Solmed membantah semua tuduhan itu. Ia bahkan tak terima disebut ustaz matre. Soal pembatalan, Solmed beralasan bahwa ia tak sepakat dengan langkah EO yang menarik uang dari jemaah.
"Saya enggak mau, justru saya yang protes," jelas Solmed.Di depan EO, Solmed sempat mengancam, jika tetap minta bayaran dari jemaah, ia tidak bersedia datang dan berdakwah di Hong Kong. "Saya dakwah ikhlas, tapi di lokasi, jemaah disuruh bayar," ujarnya di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Senin (12/8/2013).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.