Hal itu dinilai oleh PETA sebagai tindak kekerasan terhadap hewan-hewan liar. "Binatang-binatang yang digunakan untuk hiburan mengalami kekejaman yang mengerikan dan pengurungan secara ekstrem dan metode-metode latihan yang keras," kata seorang juru bicara PETA, Merrilee Burke, dalam sebuah pernyataan.
"Mereka sering menjadi tertekan dan cemas ketika digiring dan dipaksa masuk ke situasi-situasi yang tak akrab atau menakutkan," lanjutnya.
PETA menuduh Perry bekerja sama dengan perusahaan penyedia hewan-hewan untuk hiburan, Serengeti Ranch, berkait dengan kebutuhan video lagu "Roar". Menurut PETA, perusahaan tersebut, "Sudah diselidiki oleh US Department of Agriculture (Departemen Pertanian AS) 22 kali sejak 2001."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.