"Ini film 3D yang pertama dibuat murni oleh anak-anak Indonesia dan nanti rencananya akan ada Petualangan Si Adi II," kata produser film itu, Lucki Lukman Hakim, dalam pemutaran film tersebut di XXI fX Plaza, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2013).
Demi memajukan industri film Indonesia yang kompetitif sekaligus memberi ruang kreasi nyata bagi para pelajar SMK, pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyambut baik kerja sama rumah produksi Batavia Picture, Castle Production, serta SMKN 3 Kasihan Yogyakarta, SMKN 5 Yogyakarta, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 2 Jepara, SMKN 9 Surakarta, SMKN Tunas Harapan Pati, SMKN 11 Surabaya, SMKN 4 Malang, SMKN Bina Informatika Tangerang, dan SMK Pelita YNH Sukabumi.
"Film-film seperti ini perlu kita apresiasi, terima kasih untuk Batavia Picture yang telah memajukan produk dari anak-anak SMK. Ini film karya anak bangsa yang mungkin di antara kita belum pernah lihat dan bertanya apa mungkin begitu," kata pihak Kemendikbud, Sutemi. "Tapi saya jamin ini adalah karya anak-anak SMK, karena dalam proses pembuatannya saya lihat langsung proses pembuatannya. Dan di antara mereka sudah ada yang bekerja di rumah-rumah produksi," lanjutnya.
Bagi kesepuluh pelajar SMK yang terpilih, itu nerupakan pengalaman berharga.
"Ya, ini pengalaman yang bagus, walaupun kami harus dikarantina," kata siswa SMK Tunas Harapan Pati, Yusuf Surya Malik, sebagai animatornya.
"Jauh dari orangtua, karena pengerjaan film animasi ini satu tahun," timpal siswa SMKN 2 Jepara, Rosid Anwar, yang menggarap set environment dan modelling property-nya.
"Yang pasti, Indonesia juga bisa. Jadi, kalau sudah bisa bikin animasi sendiri, enggak perlu lagi bantuan asing," sambung siswa SMK Bina Informatika Bintaro, Bintang Rizky Utama, yang menangani animasi gerak tokohnya.
Dengan keberhasilan itu, pihak Kementerian Perindustrian, Tri Harso, berharap para pelajar SMK bisa mencipta karya-karya baru yang mampu dilirik mata dunia.
"Saya bangga dan terharu sekali sama hasil karya anak-anak SMK. Ini suatu kebanggaan yang patut kita apresiasi. Untuk animasi dan games sudah jadi pasar dunia. Kalau kita tidak mulai, kita hanya jadi penonton doang, sementara kita punya legenda, punya budaya yang bisa jadi film animasi dan games," ucap Tri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.