"Enak sih, di tenda juga enak, ada kasur, bantal. Sama kayak shooting di kota, cuma bedanya pohon dan sungai, bukan gedung-gedung," cerita Pia dalam wawancara di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (12/10/2013).
Ia juga mengaku tidak menemui banyak kesulitan. Untuk bisa berbahasa yang digunakan oleh Suku Anak Dalam, yang tinggal di hutan tersebut, Pia tidak butuh waktu lama, cukup empat hari belajar secara khusus. Selebihnya, ia belajar langsung ketika mengadakan pendekatan ke Suku Anak Dalam.
"Sebulan sebelum shooting, langsung dipraktekkan. Masih raba-raba sih, itu artinya apa. Sebelum shooting, lebih intensif lagi," ceritanya lagi.
Bagi Pia, yang paling sulit, meski tak menjadi kendala, adalah bagaimana ia bisa diterima oleh Suku Anak Dalam.
"Yang paling sulit, proses mereka menerima saya. Awalnya, agak (menjaga) jarak. Mereka enggak bebas menerima orang luar. Pertama kali terima, ya semua berjalan dengan baik, makan dan main bareng," tekannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.