"Ada salah satu filosofi kami bahwa Aquarius itu tidak pernah keluar dari jalur musik. Kalau misalnya nanti ada kafe, orang takutnya nanti enggak nyaman, kan ada saja orang enggak suka bau makanan atau bau lainnya. Dari segi kenyamanan musik juga kurang nikmat," kata salah seorang petinggi Aquarius Mahakam, Ko Alyaw, ketika diwawancara per telepon oleh Kompas.com di Jakarta, Senin (9/12/2013).
Demikian pula dengan usulan agar Aquarius Mahakam berubah menjadi penjual musik secara digital, tidak lagi menjual produk fisik hasil rekaman musik. Menurut Alyaw, Aquarius Mahakam belum siap sepenuhnya bermain dengan penjualan secara digital lantaran butuh modal untuk membeli alat-alat khusus penunjangnya.
"Perdagangan digitial untuk di toko itu belum bisa, belum ada format perangkat yang mendukung dari label. Sekarang siapa yang mau investasi, karena kami buat bayar karyawan saja sudah deg-degan," ujarnya.
Meski belum menemukan solusi untuk mempertahankan Aquarius Mahakam, pengelolanya tetap memiliki komitmen untuk mendukung artis-artis musik yang baru terjun ke industri.
"Yang kami beri kontribusi itu seperti indie. Mereka kami kasih space VIP, taruh di rak CD paling depan dan paling fokus, ini kan tempat yang paling diincar. Walau dia label kecil, kami kasih space istimewa, kami tetap mendukung musisi yang modal kecil enggak ada promo," katanya lagi.
Namun, dengan berat hati Ko Alyaw mengakui bahwa Aquarius Mahakam kemungkinan besar tak dapat terus beroperasi dan kelak terpaksa ditutup.
"Kami kalau dibilang bahasa kasarnya gulung tikar, karena, kalau dari segi bisnis rugi terus, kami terpaksa harus tutup," ucapnya.
Pada akhir perbincangan, Alyaw menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para pelanggan dan setiap pihak yang mendukung Aquarius Mahakam selama ini.
"Kepada pelanggan Aquarius, terima kasih telah sekian tahun belanja di sini. Untuk pimpinan Aquarius Musikindo (perusahaan rekaman musik yang menaungi toko tersebut), yang sudah memberi kepercayaan walau harus rugi, kami juga berterima kasih. Kami dari karyawan juga prihatin, mau jalan, tapi kondisi tidak memungkinkan. Ya, sampai saat ini kami memang tidak berdaya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.