"Kenapa Ario Bayu? Menurut saya memang itu yang pas. Munculnya pertama kali konflik sebenarnya sederhana, ketidakcocokan pemain. Kalau kita sikapi dengan dewasa, sebenarnya enggak akan ada masalah seperti ini," tutur Hanung kepada para peliput, termasuk tabloidnova.com, dalam jumpa pers di Citywalk Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2013).
Padahal, menurut Hanung, Rachmawati ikut menyeleksi calon pemeran ayahnya itu. "Bu Rachma melakukan proses casting dan saya di Dapur Film juga melakukan casting. Kita buka sistem casting (secara) online. Setelah di-casting sama Bu Rachma, di-casting ulang di Dapur Film. Ada Imam Wibowo, Agus Kuncoro. Saya ingin memunculkan tokoh ini adalah hero. Makanya, pilihan saya orang yang punya postur 170 cm ke atas, Agus Kuncoro, Darius (Sinathrya), Ario Bayu. Kita casting dengan baju. Itulah yang kita present. Muncullah pandangan gesture Bapak (Soekarno) enggak kayak gitu. Saya bilang, kita bikin film, yang kita bikin representasi tokoh Soekarno bagi kaum muda. Sempat berpikir Soekarno dimainkan orang Belanda. Kita pikir lagi, masa Soekarno yang benci Belanda, sosoknya dimainkan oleh Belanda," terang Hanung.
Menurut Hanung pula, Rachmawati merasa ditinggal lantaran pemilihan Ario tak melibatkan dirinya sepenuhnya. "Bu Rachma merasa ditinggalkan. Akhirnya, Ibu diundang ke MVP (MVP Pictures, penggarap Soekarno) untuk lihat dan diskusi, tapi Ibu enggak datang," terangnya lagi. (Icha)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.