"Keberhasilan akan membantu terjadinya perubahan tentang bagaimana Indonesia membahas masa lalunya," kata sutradara AS yang tinggal di Kopenhagen, Denmark, itu ketika menerima penghargaan tersebut di Royal Opera House, London, Minggu (16/2/2014) malam waktu setempat.
Oppenheimer juga menyinggung "tanggung jawab kolektif" Inggris dan Amerika Serikat, yang ia sebut tidak menghiraukan kejahatan yang menjadi tema sentral film yang ia garap tersebut.
The Act of Killing bertutur tentang orang-orang yang terlibat pembantaian massal atas amat banyak warga yang dianggap terkait dengan Gerakan 30 September 1965 di Indonesia.
Tokoh-tokoh utama dalam film itu oleh Oppenheimer diminta untuk menceritakan kembali pengalaman dan kesan-kesan mereka, termasuk Anwar Congo, algojo dalam pembantaian massal itu. Salah seorang dari mereka juga diminta untuk beperan seolah-olah menjadi korban pembantaian tersebut.
The Act of Killing masuk nominasi untuk dua kategori pada BAFTA Awards 2014, yaitu Film Berbahasa Asing Terbaik dan Film Dokumenter Terbaik. Di luar itu, film tersebut juga masuk nominasi untuk kategori Film Dokumenter Terbaik versi Academy Awards 2014, yang akan digelar di Dolby Theater, Hollywood, California, AS, 2 Maret 2014 waktu setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.