Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melanie Subono, dari "Entertainment" ke HAM

Kompas.com - 15/05/2014, 18:48 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Melanie Subono mengaku tidak pernah bisa diam. Musisi yang kini berusia 37 tahun ini selain bermain musik, juga aktif berjuang membela masyarakat yang dilanggar hak asasi manusianya.

Dari panggung-panggung konser, Melanie turun ke jalan, menggalang dana bagi para buruh migran yang tersandung masalah di luar negeri.

Beberapa waktu lalu, Melanie aktif membantu Migran Care, lembaga swadaya masyarakat peduli buruh migran, untuk menggalang dana bagi para tenaga kerja Indonesia bermasalah. Salah satunya adalah Satinah, yang akan dihukum pancung di Arab Saudi.

Dari donasi yang dikumpulkannya, ia bisa mendapat sumbangan dari masyarakat sebesar Rp 670 juta.

Uang itu tidak semuanya untuk Satinah, tetapi juga untuk kasus-kasus lain yang ditangani oleh Migran Care. Menurut Melanie, ia ingin membantu kepentingan sosial masyarakat yang lebih luas.

"Persoalan buruh migran itu persoalan HAM. Bagaimana mereka bisa diadili di luar negeri tanpa mendapat pendampingan ahli hukum. Mereka diadili tanpa bisa membela diri,” kata Melanie, di sela-sela acara ”Seniman Melawan Lupa", Senin (12/5/2014), di Galeri Cemara, bersama Omah Munir.

Pemilik tato garuda di punggung ini mengaku tidak ingin pilih-pilih dalam membantu orang.

Saat ini, Melanie sedang fokus membantu para buruh migran. Di saat yang lain, ia bisa membantu para keluarga korban HAM yang menuntut keadilan atas hilang dan matinya keluarga mereka.

"Dalam perjalanan hidup saya, ada banyak hal yang membuat saya tumbuh menjadi orang yang reaktif. Ibaratnya saya ini seperti petasan banting, jatuh sedikit sudah meledak. Energi itu yang saya pakai untuk membantu orang-orang," tutur Melanie.

Ia merasa beruntung bisa fight melalui dunia seni, terutama musik rock yang menjadi napas hidupnya.

Akhir tahun ini, ia berencana ikut pergi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memperjuangkan nasib buruh migran Indonesia.

Melanie menganggap saat ini masyarakat Indonesia abai dengan isu buruh migran dan berbagai kasus pelanggaran HAM lainnya.

Mereka belum menganggap pelanggaran HAM sebagai isu yang seksi, yang kesadarannya belum merasuk dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau