"Dari pengalaman saya membuat film sejarah, penting sekali kalau kita jangan sampai mengenal perjuangan HOS Tjokroaminoto hanya dari nama jalan," kata Christine dalam jumpa pers syukuran film Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto, di XXI Lounge Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2014).
Dengan tujuan tersebut, Christine akhirnya berpesan agar film yang disutradarai oleh Garin Nugroho (53) itu perlu dikerjakan dengan tingkat ketelitian tinggi.
"Sejak awal saya selalu mengatakan kepada teman-teman, pihak keluarga, kolega, dan sponsor bahwa jangan lupa kalau kita ini akan melakukan 'rekonstruksi' skenario Tuhan," tekan Christine.
"Itu penting sekali bahwa ini bukan sekadar produksi film biasa, ini adalah tanggung jawab besar. Sejarah telah membuktikan bahwa almarhum Tjokroaminoto telah memberikan seluruh hidupnya untuk bangsa ini," lanjutnya.
Ditekankan pula oleh Christine, Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto bukanlah sebuah film perjuangan yang berjenis film laga.
"Jangan harap ada action-nya, karena perjuangan beliau bukan perjuangan fisik, tapi melalui revolusi pemikiran, revolusi budaya, yang membuat kita tidak tercabut dari akarnya. Bangsa yang tercabut dari akarnya itu berada di ujung jurang, naudzubillahimindzalik. Mudah-mudahan film ini, jika kita menjaganya dengan baik, akan berguna bagi anak cucu kita," tekannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.