Ayu mengaku sudah "bergaul" dengan batik sejak ia masih kecil. Betapa tidak, keluarga besarnya dekat dengan batik. Delapan saudara kandung ibunya merupakan pembatik.
"Batik itu adalah filosofi kehidupan, karena dari kecil saya sudah digendong orangtua saya pakai batik, dibedong itu juga pakai batik, ketika tidur, selimutan, pakai batik," tutur Ayu.
"Itu rasanya sudah jadi bagian kehidupan yang tidak bisa dipisahkan. Jadi, batik itu adalah soulmate saya," tekannya.
Ayu, yang Ketua Ikatan Pecinta Batik Nusantara (IPBN), berusaha mengenalkan batik kepada sebanyak mungkin orang lain. Dengan bantuan kedua anaknya, Narenda dan Nabil, ia mengenalkan batik kepada kaum muda.
"Saya punya dua anak laki-laki, yang pertama sudah 23 tahun, yang kedua 17 tahun. Mereka juga di dunia entertainment. Narendra sekarang jadi penyiar radio swasta dan pernah juga jadi penyiar TV, seringkali juga mengenakan batik dalam kesempatan sehari-harinya," cerita Ayu di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Dan, anak saya yang kedua, Nabil, yang akan meluncurkan single-nya, sering kali juga main band dengan grup Lights On-nya dengan mengenakan batik," sambung penyelenggara kontes Putra-Putri Batik Nusantara 2014 ini.
"Pada orang-orang dekat, biasanya memang mempengaruhi dulu. Jadi, misalnya sahabat-sahabat yang tadinya lebih suka pakai brand luar, mereka merasa keren dengan brand luar, terus ngeliatin saya lebih sering mengenakan batik. Memang, tidak setiap hari, tapi lebih sering dalam keseharian mengenakan batik. Mereka tuh ngelihat, terinspirasi, terus mulai saya ajak-ajak lihat batik. Akhirnya mereka sekarang mulai menggunakan batik," kisahnya.
"Terus juga dipengaruhi oleh, 'Ini lho ada tas keren dari batik, ada sepatu yang keren dari batik.’ Memang tujuannya agar mereka bangga pada produk Indonesia, mengutamakan produk Indonesia lebih dulu daripada brand luar," imbuhnya. (Benedictus Gemilang Adinda)