"Saya selalu mengejar-ngejar sutradara biar diarahkan sama dia," kata Jajang.
Namun, hal itu hanya berlaku bagi sutradara muda yang berkualitas di mata Jajang. Menurut perempuan peraih berbagai penghargaan film ini, sutradara merupakan kunci dari film berkualitas. Sebagus apa pun skenario film, jika sutradara tidak mampu mengarahkan, film akan gagal dalam menyampaikan pesan cerita.
Selasa (7/10/2014), Jajang hadir dalam acara peluncuran film terbaru yang diperankannya berjudul 3 Nafas Likas. Di situ ia berperan sebagai perempuan kampung dari Batak Karo yang kolot dalam kungkungan tradisi.
"Saya heran kenapa, ya, selalu dapat peran jadi orang kampung? Tapi, saya senang jadi orang kampung," kata Jajang yang pada film ini memerankan ibu kandung Likas yang tidak ingin anak perempuannya sekolah jauh-jauh dari kampung halamannya di Desa Sibolangit, Sumatera Utara.
Sebelum film 3 Nafas Likas, Jajang juga mendapat peran sebagai orang kampung penjaga warung di Desa Tobelo dalam film Cahaya dari Timur arahan sutradara Angga Dwi Sasongko.
Jajang mendapatkan peran di Cahaya dari Timur karena ia rajin mengejar-ngejar Angga.
"Pokoknya kalau ada sutradara bagus, saya tempel terus, saya teror supaya mau mengajak saya ikut main film. He-he-he," ujar Jajang.
Tahun depan, Jajang kembali mendapat peran sebagai orang kampung, kali ini dari daerah Kutai Kartanegara. Ada lagi peran lain yang menanti sebagai opung dari keluarga TB Silalahi. Ia menjadi perempuan Batak Balige arahan sutradara Benny Setyawan.
Ada beberapa nama sutradara yang sampai sekarang masih terus "diburu" oleh Jajang agar mau menjadi sutradaranya. Siapakah dia?
"Joko Anwar," kata Jajang mantap. (Lusiana Indriasari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.