Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tohpati Dibantu Imajinasi Putrinya

Kompas.com - 10/04/2015, 22:14 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Boleh saja gitaris kenamaan Tohpati Ario Utomo (43) atau Bontot, mengaku tak melibatkan rekan sesama artis musik untuk mengisi 10 materi komposisi dalam album terkininya, Guitar Fantasy. Meski begitu, Tohpati tetap membutuhkan imajinasi anak pertamanya, Saskia Gita Sakanti (13), untuk membuat gambar sampul albumnya.

"Ini cuma album gitar tunggal, tidak ada melibatkan pemain lain, paling hanya engineering saja. Tapi, cover ini yang buat anak saya yang pertama. Menurut saya karya dia cocok buat cover," kata Tohpati sebelum manggung dalam pertunjukan Bentara Pentas Musik, di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (9/4/2015) malam.

Untuk kebutuhan gambar sampul album, Tohpati sengaja meminta bantuan Saskia untuk membuat sebuah karya lukisan yang mengintepretasikan komposisi-komposisi "Guitar Fantasy", "Panah Asmara", "Middle East", "Sky Blues", "Super Nice Things", "Layang-Layang", "Peace", "My Dream", "Yang Dinanti", dan "Saturday" dalam Guitar Fantasy.

Beberapa di antara komposisi-komposisi tersebut dikupas satu per satu oleh Tohpati. "Lagu 'My Dream' itu ceritanya dulu saya bercita-cita pengin ke Mekkah sama orangtua. Kalau 'Saturday' keluar hari Sabtu langsung direkam hari itu juga. 'Middle East' punya nada Arabic. 'Layang Layang' karena lagunya simple, simple melodinya, easy listening," jelas Tohpati.

"Komposisi 'Lukisan Pagi' itu lagu lama saya, dari album pertama saya. Penulis liriknya Eki 'Humania', sebuah cerita pagi di pulau Bali. 'Yang Dinanti' lagu lama saya juga, waktu itu sebelum anak saya yang pertama lahir. 'Sky Blues', saya buat khusus yang suka blues. Kan album ini dominasi akustik. Kalau 'Panah Asmara' dipopulerin sama Chrisye, sama Afgan. Saya ciptain lagu itu untuk Chrisye, cerita laki-laki mengejar wanita, itu saja."

"Dia saya tugaskan untuk melukis. Jadi untuk temanya itu saya kasih dia daftar komposisi-komposisinya. Dari situ dia mulai melukis," lanjutnya.

Saskia langsung menangkap maksud sang ayah. Dia berimajinasi dan mulai menyapu kuasnya di atas kanvas. Sebuah lukisan dengan gambar gitar besar terlilit tumbuhan rambat lengkap dengan bunga menjadi premis utama lukisan karya Saskia. Sedangkan pada bagian sound hole atau lubang suara gitar diisi dengan gambar mercusuar yang memancarkan cahaya di malam hari penuh bintang.

Remaja yang duduk di bangku kelas satu SMA itu pun tak lupa melengkapi lukisannya dengan gambar sepasang burung love bird terpanah asmara yang bertengger di bawah saddle bridge gitar.

Sebagai latar belakang lukisan, Saskia menghamparkan samudera luas berikut beberapa jenis gitar yang melayang di atasnya.

"Saya tanya, 'Ini gambar apa sih?'. 'Fantasy', katanya. Jadi nama Guitar Fantasy itu sebenarnya pemberian dari dia, dia yang menciptakan nama Guitar Fantasy," tutur Tohpati.

Tohpati pun mengaku puas dengan karya lukis sang buah hati kendati dia harus sabar menunggu Saskia mendapatkan inspirasi. "Ternyata memang kalau disuruh agak lebih repot, dia masih kecil, susah atur emosinya. Saya tanya, 'Sudah selesai belum?', ternyata belum. Tapi akhirnya selesai juga," cerita Tohpati sambil tertawa.

"Momennya bagus dan enggak akan bisa diulang lagi dengan lukisan yang sama," imbuhnya.

Mengenai album Guitar Fantasy, Tohpati mengaku sudah lama ingin memiliki sebuah karya yang hanya berisi petikan gitar tunggal hasil permainannya seorang diri.

"Ini Guitar Fantasy, album solo saya yang kedelapan, baru bulan Maret kemarin rilisnya. Uniknya 10 komposisi hanya gitar saja enggak ada drum, keyboard. Jadi benar-benar solo gitar saja, ada gitar nylon, ada gitar string. Saya sudah cita-cita banget buat album ini, seorang pemain gitar harus punya album gitar sendiri," ungkap Tohpati.

"Ini tidak mudah karena seorang gitaris harus solo, memainkan bas, harmoni sendirian, stamina harus kuat, tangan harus kuat, sampai komposisi ke-10 alurnya harus kuat," tambah dia.

Tohpati berharap karya terkininya bisa dinikmati generasi masa kini. "Selain kepuasan pribadi, ini buat edukasi juga. Ini salah satu contoh buat generasi di bawahku untuk menikmati musik akustik," harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau