"Setelah mendengar atau mengetahui ada kasus, kemudian melibatkan kalangan artis, aku sebagai seniman, artis, sangat prihatin, karena lagi-lagi artis itu kena kasus, sehingga mencoreng nama artis (secara umum). Padahal, tidak semua artis itu mempunyai kelakuan yang buruk. Kemudian ada prostitusi online, jadi seakan-akan semua artis seperti itu, padahal enggak," kata perempuan yang biasa dipanggil Bunda Maia ini kepada para wartawan yang hadir pada diskusi yang diadakan oleh pihak Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/05/2015).
"Karena nila setitik, rusak susu sebelangga," kata ibu tiga anak laki-laki ini lagi.
Namun, ia berharap, masyarakat Indonesia bisa berpikiran terbuka sehingga tidak pukul rata menilai para artis.
"Karena banyak artis yang baik-baik, yang mau berusaha, berusaha dengan berdarah-darah, bekerja dari nol dulu kemudian menjadi sukses," ucap Maia.
"Masih banyak artis, misalnya seperti saya lah, mau berusaha, ibaratnya mau usaha dari nol. Misalnya, oke, let's say, di musik bosen, alih usaha dong jadi pengusaha. Enggak semua artis itu jelek," tekannya.
Maia mengaku tidak mengerti soal faktor-faktor mempengaruhi artis-artis itu memilih jalan prostitusi.
"Kalau faktor utama kan aku bukan pelaku ya, aku enggak tahu. Tapi, kira-kira, menduga saja, misalnya, bisa jadi karena gaya hidup. Artis itu kan tuntutan hidupnya mewah ya, harus gonta-ganti baju, harus pakai mobil mewah, harus pakai jam tangan mewah harus make-up-nya on terus. Nah, itu kan mungkin ada artis yang satu, memang hobi, hobi melakukan perbuatan asusila, satu lagi memang tuntutan hidup, pengin instant kaya. Ada lagi yang mungkin terpaksa, yang menjadikan artis sebagai kedok. Jadi, itu kembali lagi kepada masing-masing artis," kata Maia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.