Film drama religi Surga yang Tak Dirindukan arahan sutradara Kuntz Agus diadaptasi dari novel berjudul sama karya Asma Nadia. Dikisahkan tentang pasangan suami-istri ideal Prasetya dan Arini. Prasetya yang diperankan Fedi Nuril dan Arini oleh Laudya Cynthia Bella. Ia ganteng, setia, dan sukses dalam karier serta. Sementara Arini adalah tipe perempuan cantik, cerdas, keibuan, dan baik hati.
Pada mulanya rumah tangga pasangan ini berjalan mulus. Kebahagiaan pasangan ini semakin lengkap dengan kehadiran seorang putri. Namun kemudian terungkap Pras mengkhianati Arini. Pras menikah lagi dengan Meirose (Raline Shah) yang cantik tetapi sangat berbeda sekali profilnya dengan Arini. Bagaimana pasangan segitiga ini menyelesaikan masalah rumah tangga mereka menjadi sajian pada separuh akhir cerita.
Masalah mereka diperuncing dengan konflik-konflik yang juga melanda orang-orang di sekitar mereka. Ada satu celah yang cukup mengganggu, yakni Meirose yang baru selesai operasi caesar kemudian ditemukan di puncak gedung bersiap untuk meloncat. Namun secara umum, konflik dalam film ini terjalin cukup menarik dan alur cerita berjalan cukup mulus. Isu tentang poligami yang sensitif digarap hingga menerbitkan kesimpulan yang mungkin berbeda-beda di benak penonton.
Komedi
Film Comic 8: Casino Kings Part 1 dirancang sebagai film komedi yang mengandalkan sosok delapan comic alias stand up comedian atawa pelawak tunggal yang pernah muncul di Kompas TV. Film ini masih menggunakan rumus lama yang mencampur komedi sebagai unsur utama dengan bumbu horor dan pesona perempuan. Sejumlah artis lain yang turut berperan antara lain Sophia Latjuba, Prisia Nasution, Dhea Ananda, Sacha Stevenson, Nikita Mirzani, Indro "Warkop", dan Boy William.
Film diawali dengan para komedian yang keluar dari koper, tong, atau peti di tengah hutan belantara yang penuh buaya. Mereka pun kemudian sibuk bertarung dengan buaya. Dalam sebuah percakapan antara Arie Kriting dan Ernest Prakasa tercetus, "Kalau mau cari penjahat enggak usah jauh-jauh. Tuh di Senayan banyak.”
Film yang disutradarai Anggy Umbara ini pada awalnya terasa seperti kumpulan sketsa yang belum sepenuhnya terangkai hubungannya karena film dirancang bersambung ke sekuel berikutnya. Segmen di hutan buaya mengingatkan pada film Mockingjay atau The Maze. Selanjutnya para comic digambarkan berperan sebagai perampok bank. Berikutnya, mereka justru menjadi penegak hukum yang tengah mengejar King, musuh terbesar mereka. Seperti pada Comic 8 sebelumnya bikinan 2014, Comic 8: Casino Kings Part 1 ini cocok untuk seru-seruan saja. Hiburan ringan dengan banyak slapstick, tanpa perlu berharap banyak pada kualitas animasi, jalan, dan isi cerita.
Sama-sama komedi, Lamaran digarap sebagai drama komedi. Kisah asmara antar dua orang berbeda latar budaya: Batak dan Sunda. Dibumbui aksi agen-agen rahasia karena si tokoh cerita terancam penjahat.
Film arahan Monti Tiwa yang diproduksi PT Rapi Films menampilkan Acha Septriasa sebagai Tiar Sarigar, seorang pengacara muda dan ambisius berdarah Batak. Nama Tiar mendadak melejit karena berani membela klien kasus korupsi yang melibatkan bos mafia, Arif Rupawan (Dwi Sasono). Keberanian itu mengancam keselamatan Tiar. Beruntung, muncul dua agen rahasia Ari dan Sasha yang melindungi Tiar. Salah satu cara yang dipakai dua agen ini adalah merekrut Aan (Reza Nangin), resepsionis di kantor Tiar yang berdarah Sunda untuk "bertugas" sebagai pacar Tiar.
Aan yang sudah lama diam-diam mencintai Tiar melakukan tugas itu sepenuh hati. Sementara, Tiar yang selama ini mengabaikan pemuda itu menemukan hal-hal menarik pada diri Aan yang bersahaja dan baik hati.
Hubungan keduanya ditanggapi serius oleh keluarga besar Tiar yang memegang adat Batak dan ibunda Aan yang berbudaya Sunda. Benturan budaya itu membuahkan kekocakan dalam film ini. Pesan tentang keberagaman disisipkan secara ringan pada jalinan cerita film ini. Perbedaan justru mengundang tawa.
Pada film ini genre humor masih dianggap "sah" untuk memaafkan logika cerita yang tak selalu terjaga. Si penjahat misalnya bisa menembakkan pistol di tengah rapat di kantor pengacara dan lolos tak dikenali padahal tanpa penutup wajah. Pengungkapan kejahatan korupsi di film ini juga sekadar latar cerita dari kisah asmara kedua karakter utama. Lamaran memang dirancang sebagai hiburan pengundang tawa.
Seperti menjadi "tradisi" hiburan di masa lalu, film komedi paling banyak dicari penonton. Era 1980-1990-an film-film dari Warkop DKI atau duet Kadir dan Doyok selalu hadir di masa liburan. Orang merindukan tawa yang ternyata tidak dilarang. (DAY/EKI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.