"Sebelum dan setelah digelar musik jazz di hari pertama, saya ngobrol-ngobrol sama penduduk, mereka surprised dengan adanya acara ini," ujar Agus dalam wawancara di Pulau Maratua, Minggu (13/9/2015).
Menurut Agus, ia menggagas acara itu karena ingin menggelar jazz di sebuah pulau terluar Indonesia, selain ingin mengenalkan potensi wisata Maratua.
"Memang, jazz di pulau terluar sudah ada (di negara lain). Tapi, bagi kami, ini adalah hal yang baru, khususnya di Indonesia," katanya.
"Pengin lihat aja, katanya artis yang di TV. Ya, senang kalau ada acara kayak gini, jarang sekali," ujar Soleh ketika berbincang dengan Kompas.com.
Soleh, yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan, menonton bersama istri, anak, dan para cucunya. Meski mengaku tak mengerti jazz, Soleh tampak menikmati keseruan ketika para pemusik memamerkan aksi solo di tengah lagu. Terlihat, ia merekam adegan setiap pemain dengan kamera telepon genggamnya.
Sementara itu, Deli, warga desa Teluk Alulu di pulau tersebut, bersama adiknya mampir menonton petunjukan itu sesudah mengambil air tawar di desa Bohe Bokut, di pulau yang sama, dengan menggunakan alat transportasi sampan miliknya.
"Ya, nanti sekalian mau nonton. Perahunya taruh di sini dulu," sambungnya.
Maratua Jazz & Dive Fiesta 2015, yang diadakan pada 12-13 September 2015, menghadirkan pianis dan pemain keyboard Idang Rasjidi dengan bandnya, Idang Rasjidi Syndicate-nya; grup Syaharani and Queenfireworks (ESQI:EF); pemain bas Indro Hardjodikoro featuring Sukma; serta grup YK (Youth of Kalimantan) Samarinda dan Berau Jazz Band.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.