"Yuni Shara, terima kasih, yang sudah menyumbang Rp 100 juta. Gerakan ini dilakukan bukan oleh Rumah Pandai saja, tapi banyak oleh orang," ujar pendiri Yayasan Rumah Pandai Terang Indonesia, Kanaya Tabitha, dalam jumpa pers di kantornya, di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (13/10/2015).
Mendengar nama dan nilai sumbangannya disebut, Yuni, yang hadir dalam jumpa pers itu, menyampaikan bahwa ia tak bermaksud pamer dan pamrih atas apa yang dilakukannya.
"Saya berada di sini bukan karena mau riya atau segala macam, tapi saya membantu, karena saya seorang ibu," tutur ibu dua anak ini.
"Banyak anak meninggal dan kena ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) dan tidak sekolah. Tidak sekolah, kerugian sangat luar biasa untuk masa depan anak. Ada kerugian lain, yakni denga adanya kebakaran hutan, semua menjadi terganggu," sambung Yuni, yang pernah diberitakan menanam modal pada bisnis pertambangan batu bara di Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dan Samarinda (Kalimantan Timur) sejak 2009.
Berkait dengan bencana kabut asap, Yuni tak ingin menyalahkan pemerintah yang dinilai oleh sebagian masyarakat lamban mengatasi masalah itu. Yang terpenting, menurut dia, semua elemen masyarakat bisa bahu-membahu menyelesaikan bencana kabut asap tersebut.
"Saya tidak menyalahkan pemimpin. Mudah-mudahan mereka bisa bekerja sama semaksimal mungkin dengan masyarakat," harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.