Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Khofifah: "Jingga" Ajak Penyandang Disabilitas Lebih Bersemangat

Kompas.com - 23/02/2016, 06:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansah mengapresiasi film Jingga karya artis peran yang juga produser Lola Amaria. Menurut dia, film ini dapat menumbuhkan semangat penyandang tunanetra.

"(Jingga) Akan menjadi hadiah bagi proses pemenuhan hak-hak dasar bagi penyandang disabilitas yang RUU-nya sedang berproses di DPR," kata Khofifah dalam siaran pers yang dikirim Lola Amaria Production, Senin (22/2/2016).

"Film ini mengajak penyandang disabilitas untuk tetap menatap masa depan dengan penuh semangat dan sukses yang ada ketika mereka mau bekerja keras," lanjutnya.

Khofifah yang turut hadir dalam pemutaran perdana film Jingga di XXI Epicentrum, Kuningan, Kamis (18/2/2016) malam, mengaku menyukai film-film yang diproduksi Lola.

"Saya rasa karya-karya Lola Amaria memberikan semangat kepada kelompok-kelompok finerable group. Kemarin misalnya, film soal TKW (tenaga kerja wanita) di Hongkong. Nah sekarang tentang penyandang disabilitas," ujar dia.

Film Jingga mengangkat kisah tentang Jingga (Hifzane Bob), anak pasangan Ireng (Ray Sahetapy) dan Fusia (Keke Soeryokusumo), yang sejak bayi memiliki penglihatan kurang (low vision).

Kekurangan Jingga itu membuat Ireng kecewa. Hingga Jingga dewasa, Ireng tak pernah bisa menerima kenyataan bahwa Jingga adalah penyandang tunanetra yang tak bisa melihat dunia sekitarnya dengan mata awas seperti dirinya.

Sikap Ireng itu kerap memicu pertengkaran dengan Fusia yang sesungguhnya jauh lebih bisa menerima kondisi Jingga.

Pertengkaran demi pertengkaran terjadi. Perlahan, tetapi pasti mengubah rumah yang seharusnya hangat menjadi neraka yang membuat para penghuninya tertekan.

Sebuah peristiwa membuat Jingga mengalami kebutaan total. Mata kirinya mendapat pukulan keras yang merusak saraf matanya.

Jingga yang semula masih bisa melihat meski buram harus menerima kenyataan bahwa dia tak akan bisa lagi melihat terang.

Peristiwa itu membuat kondisi rumah semakin muram dan penuh kesedihan. Jingga yang putus asa pun mencoba bunuh diri walaupun usahanya itu gagal.

Namun, Fusia adalah sosok ibu yang di balik kelembutannya menyimpan semangat tak mudah patah.

Dia mengajak Jingga ke sekolah luar biasa (SLB) agar Jingga belajar dan berani menatap masa depannya.

Meski awalnya tak mudah, akhirnya Jingga menemukan kembali semangatnya.

Sejak itu, Jingga melanjutkan sekolahnya di SLB dan mulai belajar mandiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau