"Seperti kata ayah, 'Lakukanlah karena suka, nanti yang lain datang dengan sendirinya'," kata Eva di Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Sudah setahun gadis 23 tahun ini menggarap album perdananya. Dia tidak mau buru-buru, bukan demi kesempurnaan, melainkan ingin memberi sesuatu yang segar untuk pendengar.
Awal menulis lagu, Eva merasa kurang sreg karena hasilnya berujung pada tema yang itu-itu saja. Perjalanan berkarya seiring dengan proses Eva dalam memahami diri sendiri.
"Perjalanan spiritual", begitu Eva menyebutnya, itu dituangkan dalam lagu-lagunya dan menghasilkan tema yang lebih luas dari sekadar cinta-cintaan.
"More than love, it's life," ujarnya menambahkan.
Awalnya dia khawatir tema itu akan terlalu "berat" dan sulit dipahami pendengar. Namun, dia yakin dari sekian banyak orang pasti ada yang bisa menangkap pesan dari karyanya.
"Kalau ada yang enggak paham, the message is not for them," kata Eva.
Album yang sedang digarapnya kini adalah salah satu cara Eva membuat kedua orangtuanya bangga.
Meski sang ayah merupakan musisi ternama, Eva senang karena diberi keleluasaan untuk berkreasi sendiri sehingga musiknya akan berbeda dengan karya Indra.
"Biar enggak dibanding-bandingin," ujar perempuan berambut pendek itu.
Namun, bukan berarti sang ayah sama sekali tidak turut andil dalam albumnya. Eva kerap meminta saran dari Indra untuk menyempurnakan karyanya.
"Ayah juga ngisi main piano," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.