LOS ANGELES, KOMPAS.com -- "My name is Dr Kusuma and this is my experiment," itulah dialog yang dilontarkan oleh aktris asal Indonesia, Cheverly Amalia (33), yang membintangi Blackout Experiment.
Film ini belum lama ini berhasil terpilih menjadi salah satu film resmi yang diputar di ajang Hollywood Reel Independent Festival (HRIFF) di Laemmle Music Hall, di Los Angeles, California, AS.
Film ini diputar bersamaan dengan film F for Franco, yang dibintangi oleh aktor James Franco.
Selain sejumlah warga Indonesia dan warga lokal AS setempat, hadir dalam acara tersebut artis peran Sarah Azhari, yang berada di Los Angeles. Ia turut memuji hasil karya Cheverly.
"Saya di sini men-support film Cheverly Amalia, 'Blackout Experiment', dan ikut bangga karena filmnya bisa masuk ke HRIFF. Selamat buat Cheverly dan sukses," ujar Sarah ketika dimintai tanggapannya oleh VOA Indonesia dalam acara tersebut.
Film bertema thriller psikologis ini bercerita tentang enam orang asing yang disekap dalam sebuah ruangan untuk dijadikan kelinci percobaan mental dari Dr Kusuma.
Film ini disutradarai oleh John David Moffat, yang juga pernah terlibat dalam penggarapan film Drive, yang dibintangi oleh Ryan Gosling.
Selain menjadi pemeran, Cheverly, yang akrab disapa Chevy, juga menjadi produser eksekutif film ini.
Usai kuliah di New York Film Academy di New York dan di Los Angeles, Cheverly bertemu dengan produser Kristifor Cvijetic dan mulai membangun ide untuk menggarap film.
Awalnya, Cheverly sama sekali tidak berniat untuk tampil. Namun, atas bujukan dari sang sutradara, akhirnya ia setuju untuk ikut bermain dalam film ini.
"Sutradaranya senang banget sama how I look. Katanya wajahku sudah cukup dingin. Jadi, ya sudah, Chevy terima walau pun sebenarnya waktu itu deg-degan banget sih, soalnya bahasanya kan bahasa Inggris," papar Chevy, yang menetap di AS sejak 2013.
Cerita Blackout Experiment sebenarnya sudah ditulis oleh penulis skenario asal AS, Ryan Graff, kira-kira empat tahun lalu. Beberapa bagian kemudian diubah sesuai dengan keinginan tim produksi film ini.
"Jadi, waktu kami bikin film ini, yang paling lama sebenarnya bukan casting-nya atau shooting-nya, tapi justru rewrite script-nya,” jelas Chevy, yang sudah berkarier dalam industri hiburan di Indonesia sejak 1995.
Proses pengubahan skenario itu sendiri telah memakan waktu kurang lebih lima bulan.
Setelah melalui proses penggarapan yang panjang, akhirnya Blackout Experiment bisa selesai dan berhasil terpilih untuk diputar dalam festival film di AS tersebut.