"Ceritanya terinspirasi dari salah seorang teman dekat saya yang melarikan diri dari perang di Etiopia," kisah perempuan Indonesia ini kepada Kompas.com, di Bentara Budaya Jakarta, 30 Oktober 2015.
Dikisahkan oleh Livi pula, temannya itu mengumpulkan uang lalu pindah ke AS sehingga bisa mengenyam pendidikan dan berhasil.
Pengalaman tersebut membuat Livi dan adiknya, Ken Zheng, tertarik untuk melayarlebarkannya dengan versi berbeda.
"Dari awal sih memang pengin bikin film action. Karena kan memang background saya bela diri. Jadi, otomatis tertarik dengan yang berbau action. Jadi, memang kami pikirin buat drama action," ucapnya.
Akhirnya, Levi dan Ken membuat cerita dan menulis skenario tentang perjuangan hidup kakak beradik berdarah Asia, Alice Qiang dan Ken Qiang, sebagai imigran gelap di AS.
Alice bercita-cita menjadi pelukis terkenal di dunia dan Ken ingin menjadi petarung bela diri internasional.
"Jadi, mereka berimigrasi ke Amerika menggunakan container (kapal kargo). Tapi, ketika mereka datang ke Amerika, ternyata di sana penuh perjuangan. Untuk bisa makan, mereka harus ngamen mempertunjukkan bela dirinya," tutur Livi.
"Dikemas dengan action, drama dan sedikit komedi," imbuhnya.
Brush with Danger telah diputar di AS mulai September 2014. Di Indonesia, film itu akan masuk gedung-gedung bioskop Tanah Air mulai 26 November 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.