JAKARTA, KOMPAS.com - Sutradara muda Wregas Bhanuteja mencatat sejarah bagi perfilman Indonesia. Film pendek karyanya, Prenjak, berhasil mendapat penghargaan Leica Cine Discovery Prize di Festival Film Cannes, pada 19 Mei 2019 lalu.
Wregas mengungkapkan bagaimana awal mula ide cerita untuk film berdurasi 12 menit itu.
"Saya punya teman di Jogja, dia cerita waktu SD dia pergi ke alun-alun ketemu sama perempuan penjual wedang ronde," kata Wregas dalam konferensi pers film Prenjak di XXI Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (27/5/2016).
Namun perempuan itu bukan hanya menjual wedang ronde, melainkan juga korek api yang per batangnya seharga Rp 1.000.
Menurut temannya itu, pembeli bisa melihat bagian tubuh tertentu dari sang penjual hanya dengan menyalakan batang korek api itu.
Hal itu kemudian membuat Wregas penasaran apakah masih ada penjual korek api yang disebut ciblek atau cilik-cilik betah melek itu.
"Sekarang sudah tidak ada ternyata. Saya kagum, jadi selalu terbayang di benak saya," katanya.
Setelah setahun ide cerita itu tertanam di kepalanya, barulah pada Februari 2016 lalu Wregas menuangkannya ke sebuah film pendek berjudul Prenjak. Shooting pun dilakukan selama dua hari ditambah seminggu untuk proses pengeditan.
"Ketika di tengah mengedit, kami buka website ternyata waktu pendaftaran Cannes tinggal dua hari lagi. Kami langsung selesaikan dan submit. Setelah submit, satu bulan kemudian pihak sana menyatakan bahwa film kami lulus untuk berkompetisi dengan sembilan film pendek lain," katanya.
Pada malam penganugerahan di Cannes, Perancis, tepatnya 19 Mei 2016 lalu, Prenjak pun terpilih sebagai film pendek terbaik versi Leica Cine Discovery Prize dalam La Semaine de la Critique (Critics' Week) Festival Film Cannes 2016 itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.