JAKARTA, KOMPAS.com - Album Hitam Membiru menjadi karya musik paling berbeda bagi grup band Gugun Blues Shelter (GBS) selama 13 tahun berkarier. Ada sentuhan baru yang mereka berikan dalam album yang dirilis akhir tahun lalu itu.
"Ini album Indonesia GBS pertama dari sembilan album. Ya ini paling beda," kata pemain drum GBS, Bowie, usai tampil dalam Java Jazz on The Move di plataran Wisma BNI 46, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (17/2/2017) malam.
Vokalis GBS, Gugun, menjelaskan ide membuat album berbahasa Indonesia sudah lama terpikirkan, tetapi baru sekarang mereka bisa mewujudkannya. Tujuannya sederhana, Gugun cs ingin penikmat musik Tanah Air lebih memahami karya mereka lewat lirik yang lebih membumi.
"Kami pengin aja, kenapa sih harus bahasa Inggris terus. Selama ini orang berpikir musik blues, rock, itu enaknya pakai bahasa Inggris. Kami main di beberapa kota, mereka bisa langsung ngerti liriknya. Kalau bahasa Inggris, kadang-kadang enggak sebegitunya," ujarnya.
Berbekal 11 lagu baru bercita rasa Indonesia dalam album kesembilan mereka, GBS melakukan tur ke beberapa kota kelas dua atau kota-kota kecil sejak tahun lalu. Mereka sudah ke Riau, Pekanbaru. Cirebon, Duri, Batam, Purwokerto, Padang. Lalu akan berlanjut ke Lumajang, Jember, Magelang, dan kemungkinan ke kota-kota di Kalimantan, bahkan Papua.
"Sesuai visi album baru aja sih. Ini (full liriknya) Indonesia, kami pengin masuk ke kota-kota yang belum pernah kami datengin," timpal sang pemain bas, Fajar Adi Nugroho, yang mengganti posisi John Amstrong alias Jono.
Seluruh proses rekaman album Hitam Membiru mereka lakukan di New York, Amerika Serikat, selama empat hari pada awal 2016. Lagu-lagunya di antaranya berjudul "Mobil Butut", "Kandas", "Jangan Berkata Dalam Hati", dan "Bermain Cinta".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.