Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Tak Semua Karakter Utama Perempuan Disney Disebut "Puteri"?

Kompas.com - 10/04/2017, 11:58 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak semua tokoh perempuan dalam film-film Disney masuk kategori sebagai Puteri Disney.

Setelah karakter puteri Merida dalam film animasi Brave (2012), Disney belum menyebut tokoh utama perempuan dalam film-film setelahnya dengan sebutan "Puteri Disney".

Contohnya, Elsa dan Anna dalam Frozen (2013) serta Moana dalam film Moana (2016).

Managing Director of The Walt Disney Company in South East Asia, Robert Gilby, mengungkap alasannya.

"Sebagian alasannya adalah terkadang dalam cerita, mereka harus seorang puteri," ujar Gilby dalam wawancara per telepon di kantor Disney Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (6/4/2017).

Namun ia mengakui bahwa ada tokoh yang berjuluk "Sang Puteri" meski bukan keturunan bangsawan, misalnya Mulan yang hanya puteri veteran perang.

Begitu juga Cinderella dan Belle yang baru bergelar puteri ketika menikah dengan pangeran.

Gilby menjelaskan, tak disebut Puteri Disney bukan berarti mereka tak bisa memberi inspirasi atau menjadi contoh yang baik untuk penonton.

"Tapi tidak semua tokoh utama perempuan (dalam film Disney) adalah seorang puteri awalnya. Namun demikian, mereka tetap menjadi pahlawan Disney yang menginspirasi," ujar Gilby.

"Jadi menurut saya, pemberdayaan perempuan tidak hanya terbatas menjadi seorang putri, itu hal pertama. Mestinya pemberdayaan perempuan itu adalah tentang bagaimana kita merefleksikan semua peran dalam film dan acara televisi," tambahnya.

Namun tidak tertutup kemungkinan tokoh-tokoh animasi Disney yang terbaru, Moana misalnya, suatu saat nanti masuk kategori Puteri Disney.

"Kadangkala, dia (tokoh utama perempuan) harus lulus dulu untuk menjadi putri, ini butuh waktu. Rapunzel hanya lulus beberapa tahun setelah Tangled. Jadi siapa yang tahu?," ujar Gilby.

"Saya pikir Moana adalah film yang hebat. Never saya never. Kami hanya ingin agar puteri-puteri kami relevan dan kontemporer (modern)," ujar Gilby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau