JAKARTA, KOMPAS.com – Komposer dan penata musik Dian HP mengungkapkan bahwa dalam membuat lagu anak-anak, penciptanya haruslah teliti.
“Misal, kalau lagu untuk anak, dari temanya, liriknya, kita enggak bisa bikin yang terlalu sulit,” ujar Dian saat dijumpai Kompas.com dalam Workshop Cipta Lagu Anak 2017 di Bentara Budaya, Palmerah Selatan, Jakata Pusat, Selasa (25/4/2017).
[Baca juga: Dian HP: Tak Sulit Membuat Lagu Anak, tetapi...]
“Apalagi yang TK, kita kan enggak bisa bikin (lagu) yang kita berikan ke anak SD. Walaupun jabang bayi sampai 12 tahun ini kan (dikategorikan) anak-anak, tapi tetapi terbagi. Jadi harus mikirin itu,” sambungnya.
Dian pun mengungkapkan ada empat ciri lagu anak yang wajib diketahui sebelum menciptakan lagu.
1. Melodi berada di wilayah suara anak
“Kita harus bikin lagu anak-anak yang cocok dengan wilayah suara mereka gitu. Mereka kan suaranya terbatas, belum bisa tinggi banget, belum bisa rendah banget,” kata Dian.
“Harus udah tahu mana suara sebagai wilayah kenyamanan mereka (anak-anak) dalam bernyanyi,” imbuhnya.
2. Melodi mudah dinyanyikan dan dihafalkan
Lirik lagu yang diciptakan juga harus mudah dinyanyikan, artinya lagu tersebut memiliki interval nada yang pendek. Lagu juga harus mudah dihafal supaya pesan lagu bisa tersampaikan.
“Kebayang enggak sih kalau kita pakai kata proaktif? Ini anak yang proaktif, ini apa sih? Ngomong ‘r’ aja mungkin masih belum bisa, masih cadel. Yang gampang-gampang saja,” kata Dian.
3. Lirik yang baik dan tepat
Ciri lain lagu anak adalah memuat pesan moral dan pendidikan, serta menggunakan pilihan kata yang sederhana dan mudah dipahami sesuai dengan usia anak.
Dian juga memberi contoh, misalnya, kita ingin membuat lagu tentang belajar cuci tangan.
“Lagu belajar cuci tangan kayaknya enggak lucu deh kalau buat ngajarin anak SD. Ini kan untuk anak balita,” ujar Dian.
“Kalau anak SD, mungkin kita ajarinnya tentang kebersihan. Jadi memang ada hal-hal yang harus kita pikirkan banget,” tambahnya.
4. Merangsang ekspresi dan imajinasi anak
Ciri terakhir ialah mampu menimbulkan reaksi spontan pada anak saat mendengarkan lagu tersebut.
Misalnya, anak mampu merasakan pengalaman musical yang ditunjukan lewat ekspresi anggota tubuh maupun mimik wajah.
“Lagu anak juga harus bisa merangsang kreativitas dan imajinasi anak. Kalau lagu enggak bikin mereka (anak-anak) jadi kreatif atau ekspresif, ya salah sih menurut aku,” pungkas Dian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.