Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengintip Karya Terbaru Timbul Raharjo

Tak hanya perupa dan pendidik, pria kelahiran Kabupaten Bantul 47 tahun silam ini juga dikenal sebagai pengusaha kerajinan gerabah yang diekspor ke luar negeri seperti Amerika Serikat dan Belanda.

Sarjana lulusan ISI Yogyakarta pada 1992 ini berencana menggelar pameran tunggal setelah berkarya selama 25 tahun. Konon pameran itu berbeda dengan pameran tunggal yang pernah digelarnya selama ini.

Mengangkat tema "Me, Myself, & I", pameran tunggal itu diselenggarakan di Jogja Galeri, Jalan Pekapalan, Alun-alun Utara, Kota Yogyakarta, pada 15 Juli 2017 sampai 25 Juli 2017.

"Untuk pertama kalinya saya menggelar pameran di indoor, karena biasanya pameran tunggal saya di outdoor karena biasanya karya yang saya pamerkan itu sifatnya temporari. Artinya karya yang saya ciptakan saat itu juga," ujar Timbul ketika mempersiapkan pameran di Jogja Galeri, Selasa (11/7/2017).

Timbul menceritakan, pameran tunggal itu merupakan refleski dirinya selama 25 tahun menjadi perupa di DIY. Ia menyebut, setiap karya seni yang disajikan nanti menggambarkan kondisi masyarakat di tahun pembuatannya.

Selain itu, kata dia, setiap karya seni pada pameran itu dibuat dengan teknik dan metode yang berbeda.

"Nanti tidak satu jenis saja, ada lukisan, ada patung, keramik, logam, dan lainnya. Jumlah karya ada 104 karya," ujar Timbul seraya menyebut karya seni yang dipamerkan nanti merupakan hasil karyanya sejak 2013 sampai 2017.

Timbul menceritakan, tema yang diangkat dalam pameran tunggal tersebut juga berbeda dari pameran yang pernah digelarnya. Kata dia, tema "Me, Myself, & I" itu merupakan upaya untuk menunjukkan kemandiriannya dalam menggelar pameran tunggal.

"Uniknya pameran ini saya kuratori sendiri. Karena tema ini berbicara soal saya sendiri, saya ngomong dengan diri saya sendiri, maka saya harus mengungkapkan apa yang saya ungkapkan itu harus saya sendiri, baik tulisannya dan lainnya itu harus saya sendiri," kata Timbul.

"Pameran ini juga bentuk ungkapan saya yang tidak dibatasi orang lain di luar sana, ini jiwa saya, jati diri saya seperti ini. Silakan orang lain mau menilai seperti apa," tuturnya menambahkan.

Timbul mengungkapkan, pamerannya itu juga upaya meningkatkan kualitas diri selama menjadi perupa di DIY. Sebab ia mengakui selama ini karyanya lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan bisnis semata.

Padahal, kata dia, penciptaan seni juga penting untuk diri sendiri mengingat seseorang bisa diketahui dan dimengerti orang lain karena karyanya ada.

"Intinya selama 25 tahun ini saya sampai kepada puncaknya dan akan akan lebih menggigit pada tahun-tahun berikutnya karena kesadaran saya berkarya itu eman-eman kalau tidak dipubliskan," kata Timbul.

Tampilkan karya terbaru

Timbul menjelaskan, 104 karya seni yang dipamerkan nanti merupakan karya terbaiknya selama 25 tahun menjadi perupa. Satu di antaranya jubah berbahan logam berukuran raksasa, karya seni yang baru dikerjakannya pada tahun ini.

"Ini karya terbaru, ada enam jubah, dibuatnya awal tahun," kata Timbul.

Pantauan Kompas.com, dua jubah logam raksasa sudah dipajang di Jogja Galeri meski pameran tunggal masih digelar empat hari lagi. Jubah logam itu berwarna perak dengan tinggi mencapai dua meter.

Menurut Timbul, warna tersebut itu bukan hasil dari cat ataupun pewarna lainnya.

"Itu warna dari bahannya. Saya memang suka satu warna, jadi tidak banyak warna-warni. Kalau banyak warna banyak itu berarti hanya sebagai kamuflasenya saja," kata Timbul.

Timbul mengatakan, karya seni berupa jubah logam itu tak hanya berbicara baju atau jubah saja. Menurutnya, jubah logam itu juga berbicara kondisi masyarakat saat ini, yaitu mudah percaya dengan orang lain dengan hanya melihat "pakaiannya".

"Padahal baju bagus, isinya yang pakai belum tentu bagus. Istilahnya zaman sekarang orang sekarang itu hanya melihat chasingnya saja. Seperti halnya orang cantik, tapi pada kenyataannya wajahnya penuh bedak, jadi hanya pencitraan saja," kata Timbul.

Terkait dengan ukurannya yang besar, dia mengaku memiliki prinsip jika membuat karya seni itu harus berbeda dari yang lain. Dari ukuran misalnya, karya seni bisa terlihat berbeda atau unik jika bentuknya kecil atau sangat besar.

"Kalau sama ukurannya maka tidak ada apa-apanya," ujar Timbul.

https://entertainment.kompas.com/read/2017/07/11/193519510/mengintip-karya-terbaru-timbul-raharjo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke