Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rekaman di Australia, GHO$$ dari Indonesia Dapat Banyak Kejutan

SYDNEY, KOMPAS.com - Grup band dark pop dari Indonesia, GHO$$, merasa beruntung ketika merekam dua lagu jagoan mereka, "CARE.LE$$" dan "Change", di Australia selama tujuh hari.

Seperti saat merekam lagu "CARE.LE$$" di Studios 301, Pirrama Road, Pyrmont, Sydney, Australia, pada Senin (24/7/2017) misalnya, GHO$$ tak pernah menduga akan ditangani oleh master engineering Lachlan Mitchell (pernah bekerja sama dengan produser The Beatles George Martin) dan assistant master engineering Owen Butcher yang jempolan (pernah membantu proses rekaman Coldplay, Will.I.Am, Stevie Nicks, Dizzy Reed dan Richard Fortus "Guns N Roses", John Corabi "Motley Crue", hingga Vic Mensa).

"Banyak sekali kejutan, dari awal kami enggak tahu bakal dipegang Lachlan sama Owen," kata perwakilan agensi Megapro Communications Robin Rahardian yang mengurus manajemen GHO$$.

"Owen memang asistennya Lachlan, tapi pengalaman dia gokil," timpal pemain bas GHO$$ Dito Adhikari mewakili Diegoshefa Dilanegara (vokal), Diego "Gosu" Aditya (gitar), Fadhi Perdana (gitar), dan Otin Sinambela (pemain drum tambahan).

Tak hanya itu, sebagai pemain drum Otin tak menyangka akan mendapat kesempatan untuk merekam permainan keyboard-nya dengan menggunakan Hammond seri XK5 yang tersedia di 301, studio legendaris yang pernah menangani proses mastering album milik Chrisye, Jurang Pemisah pada 1977.

[Baca: Band GHO$$ dari Indonesia Rekam Dua Lagu Bertema Depresi di Australia]

"Sekalian take mumpung ada Hammond. Kebetulan di sini Otin yang paling jago main keyboard, jadi Otin yang take," kata Gosu.

"Sebelumnya pas di Jakarta, kami pakai program untuk bunyi keyboard," tambah Fadhi.

"Enggak nyangka juga sih diminta take pakai Hammond. Baru pertama kali juga saya recording pakai Hammond asli. Biasanya cuma pakai keyboard controller. Sound-nya luar biasa ha-ha-ha," timpal Otin.

[Baca: Masuk 301 Studios di Sydney, GHO$$ Tak Percaya Diri]

Kejutan tidak berhenti di situ. Ramuan musik dark pop dan trip hop yang dimainkan pemenang SuperMusic.ID Rockin Battle 2017 itu telah meninggalkan kesan positif bagi manajer operasi Studios 301 Ron Haryanto. Pria berpaspor Australia yang memiliki darah Indonesia itu membuka kesempatan agar GHO$$ melanjutkan rekaman di Hercules Street Studios milik pencipta lagu-lagu band cadas AC/DC Harry Vanda.

"Jadi mereka excited sama musiknya GHO$$. Mereka kasih kami kesempatan untuk take di Hercules. Kami pas masih di Jakarta enggak tahu kalau bakal dapat kesempatan ini, karena Hercules sebenarnya studio pribadi punya Harry Vanda. GHO$$ jadi band pertama di Asia yang dapat kesempatan ini, jadi bisa dibilang beruntung banget sih," ujar Robin.

"Awalnya enggak percaya juga sih," timpal Gosu.

[Baca: GHO$$ Sempat Ketakutan Saat Ditangani Stephan Santoso]

Sebagai informasi, sejarah musik mencatat bahwa Hercules merupakan salah satu studio terbesar di Australia yang pernah digunakan Kanye West, Coldplay, Lady Gaga, Muse, Jay-Z, Metallica, The Black Eyed Peas, U2, Snoop Dogg, Tiesto, Lana Del Rey, George Michael, Kiss, Powderfinger, Silverchair, Delta Goodrem, Matt Corby, Kimbra, 360, Washington, dan Angus & Julia Stone.

"Jadi Studios 301 ini jaringannya luas banget, mereka punya hubungan dengan Hercules Studios," ucap Robin.

Kejutan berikutnya datang saat hari terakhir GHO$$ merekam lagu "Change" di Hercules Street Studios pada Rabu (26/7/2017). Mereka kedatangan tamu istimewa, yakni senior master engineering Studios 301 Steve Smart yang pernah ikut membidani lahirnya karya bermusik dari Midnight Oil, Icehouse, Empire of the Sun, Flume and Kasey Chambers, and recently, Vance Joy, DZ Deathrays, North East House Party, City Calm Down, British India, Cub Sport, Josh Pyke,  dan the triple j 'Like A Version'.

Smart juga diketahui pernah menggenggam penghargaan multi-platinum sales, menerima ARIA dan Golden Guitar Awards, sekaligus masuk daftar nominasi Oscar.

Pada kesempatan itu, Smart meminta Lachlan untuk memutar lagu "CARE.LE$$" dan "Change". Dia mengaku penasaran dengan musikalitas band yang diasuh penata musik kenamaan Stephan Santoso "Musikimia" itu.

"Wow not bad, menarik sekali musiknya. Kalian menyebut ini genre apa? Saya mendengar ada unsur hip hop, ada dance, drumnya mantap, musiknya begitu gelap," ujar Smart sambil bertepuk tangan.

"Kami menyebutnya trip hop, kami juga memasukkan unsur dark pop di dalamnya," sahut Diegoshefa.

[Baca: Vokalis GHO$$ Letupkan Energi Positif dengan Karya Seni]

Sesudah itu, nyali GHO$$ diuji saat mereka tampil di bar Ledbelly, 42 King St, Newtown NSW 2042, Australia pada Kamis (27/7/2017) malam. Ini menjadi kesempatan Diegoshefa, Gosu, Fadhi, Akmal, dan Otin untuk mempromosikan album indie mereka yang memuat lagu "Cry Baby", "N", "Change", "Reminder", dan "CARE.LE$$".

Hasilnya, GHO$$ berhasil membuat bule-bule Australia bergoyang tepat di depan panggung bar Ledbelly milik Luke. Salah satu dari bule-bule itu, Rebecca Rawnsley, langsung kasak-kusuk mencari akun Instagram resmi GHO$$. Dia juga tampak mengunggah foto aksi panggung GHO$$ lewat akun Facebook pribadinya.

[Baca: "Rambut Jamur" Vokalis GHO$$ Bikin Penasaran Bule-bule Australia]

Di sisi lain, pujian juga meluncur dari seorang pelajar Indonesia, Rabiah, yang tengah menempuh pendidikan akutansi di Sydney.

"Aku baru dengar musik semacam ini, keren. Aku langsung nge-fan, aku mau ketemu personelnya buat kasih selamat, boleh ya," kata Rabiah.

https://entertainment.kompas.com/read/2017/07/30/095333810/rekaman-di-australia-gho-dari-indonesia-dapat-banyak-kejutan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke