Hal ini menjadi pengalaman baru bagi Ernest yang dalam dua film sebelumnya yakni Ngenest dan Cek Toko Sebelah, didapuk sebagai sutradara.
"Pengalamannya cukup unik, salah satu tantangannya adalah bagaimana menahan diri karena produser sama director punya wilayahnya masing-masing tapi sebenarnya kadang-kadang kayak geregetan 'jangan gitu, gini aja' karena gue juga director kan," kata Ernest dalam jumpa pers di Hong Kong Cafe, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (31/7/2017).
Ernest pun harus beberapa kali memperingatkan dirinya sendiri untuk tak terlalu banyak berkomentar tentang keputusan sang sutradara, Adink Liwutang.
"Jadi lihat director kerja kayak pengin ngasih masukan tapi harus bisa menempatkan diri 'lo bukan lagi jadi sutradara disini, enggak usah banyak cingcong' jadi menarik sih belajar di situ bagaimana cara bekerjasama, tahu posisi tau diri tapi tetap bisa bersinergi dengan maksimal," ucapnya.
Kini, Ernest sadar bahwa sudut pandang masing-masing individu tentang seni sangat berbeda.
"Akhirnya gue mengerti, belajar bahwa ada yang namanya seni itu kan ada subjektivitas. Menurut dia bagus itu, menurut gue bagusnya gitu," ujarnya.
"Selama itu bukan sesuatu yang fatal, artinya masalah selera gue harus nurut apapun maunya sutradara karena ini filmnya dia bukannya filmnya gue," sambungnya.
"Jadi ada momen di mana yang harus terserah sutradaranya tapi ada momen-momen yang mungkin mengingatkan kita konsep kita awalnya enggak gitu, tapi begini loh. Jadi menjaga supaya tetap keep on track," imbuhnya.
Film The Underdogs dibintangi oleh Sheryl Sheinafia, Brandon Salim, Babe Cabiita, Jeff Smith, Ernest Prakarsa, Young Lex, Han Yoo Ra dan masih banyak lagi. Film ini akan mulai tayang pada 10 Agustus 2017 mendatang.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/08/01/171700610/-jadi-co-produser-ernest-prakarsa-belajar-menahan-diri