"Coba deh pemimpin dan pejabat di Indonesia jangan hanya nonton yang blockbuster saja. Tapi, juga nonton yang film festival, tayang cuma lima hari di bioskop, menang festival di Busan (Korea Selatan)," ujar Nia di Ballroom Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (14/8/2017).
Nia mengungkapkan, banyak film-film yang berkualitas dan berbobot tidak bisa tayang lama di bioskop. Namun, mereka ada yang sudah lebih dulu memenangi penghargaan festival internasional ataupun akan dipersiapkan.
Nia mengungkapkan hal tersebut setelah ia saling bertukar pikir dengan rekan profesinya, Lucky Kuswandi, yang kerap mengikutsertakan film-filmnya di kancah festival internasional.
Nia menganggap pemimpin negara juga mempunyai andil terhadap kebangkitan perfilman Tanah Air. Apalagi, kata Nia, saat ini yang mesti diperkaya adalah selera menikmati film agar tidak monoton.
"Apa bedanya kalau kita nonton (cerita) yang sama dengan di TV. Intinya bagaimana kita bisa maju kalau selera enggak diubah," kata dia.
Nia menilai bahwa film-film yang dibuat untuk film festival dibuat tidak seperti film mainstream. Di mana proses produksi film mainstream dikejar dengan waktu.
"Bikin film itu dibikin dengan disiplin dan waktu yang benar. Aktor enggak dikejar-kejar. Dengan prinsip itu pasti taste akan naik. Taste itu enggak bisa diukur, tapi production value, aktor, bisa diukur," ujar dia.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/08/14/154313910/nia-dinata-berharap-pemimpin-negara-tak-hanya-tonton-film-blockbuster