Sherina menyebut bahwa adegan itu membuatnya sadar akan masalah lingkungan, terutama yang terjadi di Indonesia.
"Itu sangat kena, ketika saya mendengar beberapa dialog antara dewa-dewa di hutan dengan manusia. Itu bener-bener cara menggambarkan yang tepat untuk apa yang terjadi. Itu kan filmnya tahun 1990-an, tapi sampai sekarang masih kena," tutur Sherina ketika dijumpai di The Ritz-Carlton Hotel Pacific Place, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Menurut Sherina Munaf, cerita dalam film animasi itu paling sesuai dengan masalah lingkungan di Indonesia.
"Yang diceritakan adalah konflik antara alam dengan manusia. Konklusinya membuat penonton berpikir sendiri, menciptakan solusi sendiri, bukan bilang ini salah atau ini bener," ujar pemain film Wiro Sableng 212 ini.
"Dan, yang bener-bener kena kepada saya sebagai orang Indonesia adalah kita dikelilingi hutan tropis, banyak fauna, kaya akan alam, kita harus menyadari itu," ujar Sherina lagi.
Sherina Munaf mengaku menyukai film-film yang diproduksi oleh Studio Ghibli, termasuk Princess Mononoke, karena cerita film-film itu tak biasa.
"Kalau untuk saya, semua film Studio Ghibli pasti ada pesan yang bisa ditarik hikmahnya. Misalkan, hampir semua film Studio Ghibli memiliki karakter wanita atau anak perempuan yang sangat kuat," ujarnya.
"Dalam arti kata, mereka punya motivasi dan mengejar motivasi itu, bukan karakter yang butuh ditolong oleh orang lain atau tahu kapan harus minta tolong. Itu jadi semacam contoh juga untuk saya sebagai seorang perempuan dan juga mungkin cewek-cewek lain," tambahnya.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/08/16/170348110/mendengar-dialog-para-dewa-hutan-sherina-munaf-tergugah-