Produser Sheila Timothy mengatakan Ching dilibatkan untuk memaksimalkan akting laga yang menjadi menu utama film tersebut.
"Ini demi mendapatkan hasil maksimal. Persiapan tim dilakukan dengan sangat detail," ujar Sheila saat jumpa pers di Senayan City, Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat, Rabu (16/8/2017).
Ching, kata Sheila, akan berkolaborasi dengan artis peran dan koreografer laga Tanah Air, Yayan Ruhian.
Menurut Sheila, mereka akan membuat pencak silat menjadi ciri khas bangsa Indonesia di dalam layar lebar.
"Beberapa tahapan proses telah dilakukan seperti storyboarding, video-boarding, pre-visualization, bahkan tes visual effect telah dilakukan beberapa kali," kata Sheila.
Yayan menambahkan ia tidak hanya mempertontonkan aliran beladiri tertentu, melainkan meramu berbagai bentuk bela diri yang ada di Indonesia.
"Sehingga yang muncul adalah sesuatu yang khas Indonesia tanpa harus mengindentifikasi aliran tertentu," kata Yayan.
Sutradara Angga Dwimas Sasongko mengatakan bahwa ia ingin membuat sebuah tolak ukur baru dalam film laga di layar lebar.
"Kami ingin menciptakan benchmark baru untuk film Indonesia, kami membuat film ini dengan pendekatan yang sangat Indonesia seperti sajian dan cara tutur Indonesia," kata Angga.
"Ini bukan meniru film China atau film Hollywood. Wiro Sableng akan menjadi film laga dengan ciri khas yang menggambarkan Indonesia," lanjut dia.
Film Wiro Sableng digarap rumah produksi Lifelike Picture bersama Fox International Productions (FIP), yang merupakan perpanjangan tangan dari 20th Century Fox.
Layar lebar yang diadaptasi dari seial novel terkenal "Wiro Sableng" karya Bastian Tito itu menjadi film Asia Tenggara pertama yang ditangani oleh FIP.
Film Wiro Sableng 212 mulai melaksanakan proses shooting pada Agustus 2017. Rencananya, film itu akan masuk di jaringan bioskop Tanah Air pada 2018 mendatang.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/08/16/181756310/wiro-sableng-212-libatkan-koreografer-laga-film-jackie-chan