Pemenang Grammy Awards 2008 ini akan tampil di Economics Jazz yang diselengarakan pada hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017 bersama pianis legendaris David Benoit.
"Tahunnya kita sudah 30 tahun, tetapi penyelenggaraanya Economics Jazz ini ke-23 kali, karena ada masa-masa acara ini rehat," ujar A Tony Prasetiantono selaku promotor kegiatan ini dalam jumpa pers, Jumat (11/08/2017).
Pada tahun ini Economics Jazz diklaim lebih istimewa dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebab ada Patti Austin dan David Benoit yang akan tampil di Economics Jazz ke-23 ini.
Patti Austin sudah dinego tampil sejak satu tahun yang lalu, tetapi gagal karena jadwal konser artis bersangkutan sangat padat.
"Beruntung bisa mendapatkanya (Patti Austin), saya mengejar Patti sudah sejak tahun lalu. Akhirnya dapat jadwal 28 Oktober di sela-sela konsernya di Pittsburgh, Amerika dan Helsinki, Finlandia," kata Tony.
Patti Austin merupakan penyanyi jazz senior. Dalam pergelaran Economics Jazz ke-23 Patti Austin akan membawakan lagu-lagu Jazz yang kaya nuansa pop, seperti "Smoke Gets in Your Eyes".
Penampilan di Economics Jazz ke-23 menjadi sejarah penting bagi Patti Austin. Di mana ia akan berkolaborasi untuk kali pertama dengan Benoit yang menggunakan grand piano Steinway dan Sons.
Benoit sangat terkenal di Indonesia melalui sejumlah lagu-lagunya yang tergolong smooth jazz dan easy listening.
"Benoit akan membawa band dari California yang terdiri dari Adam Hawley, Michael Paulo, Land Richards, David Inamine, dan Andrew Weiner," ucap Tony.
Economics Jazz ke-23, lanjut Tony, juga akan dimeriahkan dengan penampilan grup musik yang digawangi oleh Idang Rasjidi, Mus Mujiono, Yance Manusama, Iwan Wiradz, Richard Hutapea dan mahasiswa FEB UGM Mahesa Santoso yang akan bermain drums.
"Ini yang istimewa lagi dari Economics Jazz , konsernya kelas dunia tetapi harga tiket kelas angkringan. Harga tiket amat terjangkau untuk masyarakat dan pecinta jazz," kata Tony.
Bakal tampil juga di Economics Jazz, penyanyi muda yang tengah menanjak kariernya yakni Isyana Sarasvati. Sementara itu, Idang Rasjidi mengatakan bahwa diundang untuk tampil di Economics Jazz UGM merupakan sebuah kehormatan.
"Di tengah begitu banyak gelombang yang besar-besar, Economics Jazz yang dipromotori oleh Mas Tony itu ngeyel. Inilah Economics Jazz yang ngeyel tapi yahut, dia masih tetap berkibar di situ," ujar Idang.
Idang menyampaikan, selama ini tidak banyak acara jazz yang dikelola oleh daerah bisa tetap konsisten. Tetapi acara Economics Jazz mampu membuktikan tetap konsisten dan bertahan hingga 23 kali penyelenggaraan.
"Dan saya baru melihatnya, mohon maaf kepada yang lain, baru ini (Economics Jazz) yang bisa bertahan sampai 23 kali dan ini membuka mata kami," katanya.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/08/28/211546110/patti-austin-dan-david-benoit-ramaikan-economics-jazz-ke-23