Itu bukan terkait pembelajaran tentang kehidupan, melainkan bagaimana Gading bisa bersikap sebagai seorang figur publik.
"Itu guru terbaik gue. Sudah ada di rumah, gurunya keren, enggak bayar. Buat gue he is the teacher," kata Gading di Gordi HQ, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Selasa (29/8/2017).
Baru-baru ini, Gading didapuk menjadi pemeran utama film komedi romantis berjudul Love for Sale yang disutradarai Andibachtiar Yusuf. Di film itulah untuk kali pertama ia menjadi pemeran utama.
Meski sang ayah memberikan ilmu aktingnya, kata Gading, tidak semua harus ditiru. Roy malah menganjurkan kepada Gading untuk menjadi diri sendiri.
"Cuma Bokap selalu bilang Gading harus jadi Gading sendiri aja. Jangan jadi Roy Marten kedua, Enggak akan ada Roy Marten lagi. Kamu, kasih warna sendiri aja," ujar dia.
Sempat di awal-awal merintis karier, Gading mengaku mengalami tekanan. Hal itu tidak lepas dari asumsi bahwa Gading ada di bawah bayang-bayang nama besar Roy Marten.
"Dulu memang awal mula terjun pasti akan selalu dibanding-bandingin. Sudah gitu bandingkannya Roy Marten, sudah capek, dia topnya gitu, susah mau ngejar ke sana," katanya.
"Akhirnya gue lebih milih jalan ke hosting, TV, dan ngelawak. Tapi begitu dapat tawaran ini berubah dari yang biasa gue lakukan. Ini tantangan juga. Kalau memang film ini pada akhirnya nanti berhasil mudah-mudahan Papa bangga melihat anaknya bisa," sambung dia.
https://entertainment.kompas.com/read/2017/08/31/112414810/gading-lelah-dibandingkan-dengan-roy-marten